kesehatan

Apa Itu Dismenore, Pengalaman Nyeri saat Haid dan Cara Pengobatannya

Jumat, 5 Januari 2024 | 20:58 WIB
ilustrasi wanita mengalami dismenore (freepik/freepik)

SURATDOKTER.com - Apa itu dismenore, adalah merupakan kondisi saat datang bulan dengan gejala kram dan nyeri pada perut. 

Banyak perempuan yang mengalami dismenore saat haid, tetapi masih ada yang belum mengetahui secara mendalam tentang dismenore ini.

Dismenore adalah nyeri atau kram perut bagian bawah yang selalu ada di setiap siklus menstruasi wanita. Sifatnya bervariasi dari mulai kram yang ringan hingga parah yang dapat membatasi aktivitas harian.

Berikut beberapa karakteristik dismenore disertai gelaja yang ditimbukan serta cara mengatasi disminore. Simak artikel ini hingga selesai ya.

Karakteristik Dismenore

Terdapat dua karakteristik dismenore yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer muncul sebelum atau saat siklus haid, lalu seiring waktu menghilang mengikuti periode menstruasi.

Sementara itu dismenore sekunder terjadi akibat gangguan pada organ reproduksi wanita. Pada penderitanya akan mengalami kram atau nyeri lebih lama dari dismenore primer. Pada beberapa kasus kram tetap dirasakan meski menstruasi telah usai.

Dismenore primer umumnya disebabkan peningkatan hormon prostaglandin, yang terproduksi pada lapisan rahim. Proses ini memicu kontraksi dari uterus atau rahim dan kontraksi rahim inilah yang menyebabkan nyeri

Dismenore primer memiliki gambaran klinis yang meliputi:

  • Onset segera setelah menarche atau pertama kali menstruasi pada wanita (kurang lebih 6 bulan)
  • Terjadi selama 48-72 jam, dapat dimulai beberapa jam sebelum atau setelah dimulainya menstruasi.
  • Kram atau nyeri terasa seperti persalinan
  • Nyeri perut bagian bawah secara terus-menerus, menjalar hingga paha atau punggung.
  • Temuan pemeriksaan panggung kerap kali biasa saja, termasuk area rektal.

Sedangkan untuk dismenore sekunder disebabkan pada patologi organ reproduksi. Dismenore sekunder memiliki gambaran klinis yang meliputi:

  • Dismenore sekunder dimulai pada usia 20-an atau 30-an, dimana siklus sebelumnya relatif tidak memiliki rasa sakit.
  • Aliran menstruasi yang deras dan tidak teratur.
  • Terjadi pada siklus pertama atau kedua menarche
  • Terdapat kelainan pada panggul saat pemeriksaan fisik
  • Buruknya respon terhadap obat antiinflamasi nonsteroid atau kontrasepsi oral
  • Infertilitas
  • Dispareunia
  • Keputihan

Keluhan yang terdapat pada dismenore sekunder beberapa diantaranya disebabkan oleh kondisi berikut:

  • Penyakit radang panggul
  • Kista
  • Pemakaian alat kontrasepsi pada rahim
  • Endometriosis
  • Pelvic congestion syndrome
  • Transverse vaginal septum
  • Allen-masters syndrome
  • Sumbatan pada serviks
  • Adenomiosis
  • Fibroid
  • Polip rahim
  • Perlengketan bagian dalam rahim
  • Malformasi kongenital

Faktor yang Memicu Dismenore

Terdapat beberapa resiko yang membuat wanita mengalami dismenore pada setiap siklus menstruasinya, diantaranya:

  • Stress atau depresi
  • Usia dibawah 30 tahun, apalagi dibawah 20 tahun
  • Terjadi menstruasi berat
  • Faktor genetik atau turunan
  • Merokok
  • Pola makan buruk
  • Obesitas
  • Belum pernah melahirkan

Gejala Dismenore

Gejala yang terjadi dapat bervariasi pada setiap wanita, berikut tanda-tanda umum yang menjadi karakteristik dismenore:

  • Rasa sakit yang intens dan konsisten
  • Perut kembung
  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Badan lesu

Diagnosa Dismenore

Diperlukan evaluasi riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik serta panggul secara lengkap untuk mendiagnosis dismenore, seperti:

  • USG
  • MRI
  • Laparoskopi

Alat berbentuk tabung tipis dengan lensa dan cahaya yang dimasukan dalam sayatan dinding perut untuk melihat area panggul dan perut.

  • Histeroskopi
    Pemeriksaan visual saluran serviks dan bagian dalam rahim yang dimasukan melalui vagina.

Pengobatan Dismenore

Dismenore primer dapat diredakan dengan konsumsi obat anti nyeri golongan OAINS (obat anti inflamasi non-steroid) seperti:

Halaman:

Tags

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB