5 Tips Mengatasi Trauma Anak Broken Home yang Wajib Diketahui

SURATDOKTER.com - Dengan melihat kasus anak yang mengalami broken home, kita dapat mengerti dunia yang penuh dengan masalah dan kekacauan.

Data yang dirilis oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa sekitar 580 ribu keluarga di Indonesia berada dalam kondisi broken home.

Broken home, atau sering disebut sebagai keluarga terpisah, memiliki dinamika yang memengaruhi hubungan orang tua dan kehidupan anak-anak mereka.

Anak-anak menjadi pihak yang rentan dalam dinamika rumah tangga yang bercabang karena mereka hidup dalam situasi broken home.

Mereka mungkin mengalami perpisahan dengan salah satu atau kedua orang tua, menghadapi perubahan tempat tinggal, dan merasakan perubahan dalam dinamika kasih sayang keluarga.

Seringkali, anak-anak menghadapi kesulitan yang membutuhkan pemahaman yang mendalam dan adaptasi karena tidak adanya kedua orang tua bersama.

Baca Juga: Penyebab Anak Mengalami Broken Home

Dampak Emosional dan Psikologis pada Anak Broken Home

Anak-anak yang mengalami broken home mungkin mengalami gangguan emosional dan psikologis yang signifikan.

Mereka dapat akrab dengan perasaan kehilangan, kebingungan, atau bahkan kesepian.

Untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru dan memahami dinamika keluarga yang berubah, diperlukan waktu dan dukungan yang kuat dari orang-orang di sekitar mereka.

Bidang pendidikan dan perkembangan sosial anak-anak juga dapat dipengaruhi oleh broken home.

Ada beberapa hal yang harus diatasi: masalah keuangan, kurangnya dukungan emosional, atau bahkan kesulitan menjalin hubungan dengan teman sebaya.

Agar anak-anak dapat melewati masa-masa sulit ini dengan baik, proses belajar dan pertumbuhan sosial mungkin membutuhkan bantuan tambahan.

Kami harus terus mencari solusi dan dukungan untuk membantu anak-anak yang hidup dalam situasi broken home hingga memahami keadaan mereka.