Benarkah Bayi yang Tidak Merangkak akan Alami Gangguan Keseimbangan saat Besar? Kenali Faktanya!

SURATDOKTER.com - Idealnya, semua bayi melalui semua tahapan selama masa tumbuh kembangnya.

Mulai dari tengkurap, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Semua tahapan perkembangan ini sangat penting untuk pertumbuhan bayi dimasa depan.

Namun faktanya sebagian bayi juga ada yang melewati salah satu fase tumbuh kembang tersebut, seperti merangkak.

Fase Merangkak

Bayi biasanya mulai merangkak sekitar usia 8 hingga 11 bulan. Pada fase ini bayi berlatih keseimbangan serta gerakan motorik anak.

Baca Juga: Kenali Baby Gym, Berikut Manfaat Olahraga Ringan untuk Bayi

Bayi yang tidak merangkak biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

• Lahir prematur

Bayi yang terlahir lebih cepat atau prematur biasanya mengalami sedikit keterlambatan pada perkembangannya.

• Faktor lingkungan

Bayi yang dalam kesehariannya jarang tengkurap atau tummy time, biasanya sulit terpacu untuk melakukan gerakan merangkak. Hal ini karena posisi merangkak diawali dengan tengkurap dan menungging.

• Kondisi kesehatan bayi

Bayi yang mengalami kelainan fisik tertentu biasanya juga kesulitan atau tidak mengalami fase merangkak. Salah satunya gangguan syaraf dan kelainan motorik lainnya.

Melansir Psychology Today, berbagai penelitian menyebutkan bahwa merangkak sangat penting bagi bayi untuk mengenali resiko yang ada disekitarnya.

Misalnya bayi akan menyadari didepannya ada hambatan atau perubahan pada permukaan lantai, sehingga ia dapat menghindar.

Secara tidak langsung, merangkak akan mengajarkan bayi permukaan yang aman dan tidak aman.

Manfaat Merangkak

Merangkak juga sangat penting untuk keterampilan spasial dan kemampuan memori agar lebih fleksibel.