hidup-sehat

Mitos atau Fakta: Orang yang Sudah Tua Cenderung Bau Apek? Begini Penjelasannya

Rabu, 30 April 2025 | 11:12 WIB
Benarkah lansia berbau apek

SURATDOKTER.com - Ketika seseorang mengunjungi panti wreda atau rumah lansia, sering kali muncul kesan aroma khas yang sulit dijelaskan—sedikit apek, mirip rumput kering atau bahkan seperti buku-buku lama.

Banyak orang mengaitkan bau ini dengan kebersihan yang kurang terjaga, namun benarkah begitu? Apakah benar bahwa orang lanjut usia memang cenderung memiliki bau tubuh tertentu? Mari kita telaah dari sisi ilmiah.

Apa Itu “Bau Orang Tua”?

Secara ilmiah, bau khas pada lansia disebut sebagai hasil dari senyawa kimia bernama 2-nonenal.

Baca Juga: Waspada Stres pada Lansia: Berikut Hal-hal yang Perlu Di Ketahui!

Senyawa ini terbentuk karena adanya perubahan pada lemak tak jenuh tertentu yang terletak pada permukaan kulit yang mengalami oksidasi seusai bertambahnya usia.

Proses ini umumnya mulai terjadi sejak usia 40 tahun ke atas. Oksidasi tersebut menghasilkan aroma yang unik, yang dalam budaya Jepang disebut kareishu.

Penting untuk dipahami bahwa bau ini bukanlah tanda kebersihan yang buruk. Sebaliknya, ini adalah bagian alami dari proses penuaan tubuh.

Produksi nonenal dapat dipengaruhi oleh perubahan hormon, metabolisme, serta penurunan perlindungan antioksidan pada kulit.

Dengan kata lain, tubuh secara biologis mengalami perubahan kimia yang memengaruhi aroma alami seseorang seiring bertambahnya usia.

Mengapa Baunya Bisa Terasa Kuat?

Salah satu penyebab aroma ini lebih mudah tercium di lingkungan panti jompo adalah karena beberapa faktor yang saling berkaitan.

Ruangan yang tertutup rapat, sirkulasi udara yang kurang baik, serta penggunaan kain dan bahan yang menyerap bau seperti sprei dan bantal bisa memperkuat aroma tersebut.

Selain itu, senyawa nonenal tidak larut dalam air, sehingga tidak mudah hilang hanya dengan mandi atau mencuci biasa.

Baca Juga: Waspada Stres pada Lansia: Berikut Hal-hal yang Perlu Di Ketahui!

Pakaian dan perlengkapan tidur yang bersentuhan langsung dengan kulit dapat menyerap senyawa ini dan menyimpannya lebih lama, sehingga diperlukan penanganan khusus untuk membersihkannya secara maksimal.

Halaman:

Tags

Terkini