SURATDPKTER.com- Anda sudah menyikat gigi dengan pasta terbaik, berkumur dengan mouthwash rasa mint, bahkan mengunyah permen karet untuk memastikan napas tetap segar. Tapi begitu berbicara dengan seseorang, mereka tiba-tiba mundur sedikit.
Diam-diam, anda mencoba mengembuskan napas ke telapak tangan dan, astaga! Bau tak sedap masih ada.
Jika ini terdengar familiar, anda tidak sendirian. Bau mulut atau halitosis adalah masalah umum yang dialami banyak orang, bahkan setelah mereka merasa telah menjaga kebersihan mulut dengan baik.
Sering kali, penyebabnya bukan sekadar kurang bersih saat menyikat gigi, tetapi sesuatu yang lebih tersembunyi.
Jadi, mengapa napas tetap bau meskipun sudah menyikat gigi? Berikut beberapa penyebab yang mungkin tak anda sadari!
1. Lidah Anda Bisa Jadi Penyebab Utama
Meskipun gigi sudah bersih, bagaimana dengan lidah? Banyak orang hanya fokus pada gigi saat menyikat, padahal lidah juga bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau mulut.
Baca Juga: Flossing Gigi : Kebiasaan Kecil yang Ampuh Atasi Bau Mulut
Permukaan lidah yang kasar memungkinkan bakteri, sel mati, dan sisa makanan menumpuk, membentuk lapisan putih atau kekuningan yang menghasilkan bau tak sedap. Inilah alasan mengapa hanya menyikat gigi tidak cukup untuk mengatasi bau mulut.
Solusi: Pastikan anda membersihkan lidah setiap kali menyikat gigi. Gunakan pembersih lidah atau bagian belakang sikat gigi yang biasanya didesain khusus untuk membersihkan permukaan lidah.
2. Mulut Kering = Bau Mulut
Pernah bangun tidur dengan napas yang sangat bau? Itu karena saat tidur, produksi air liur berkurang drastis, sehingga bakteri berkembang biak lebih cepat. Hal yang sama bisa terjadi di siang hari jika anda mengalami xerostomia atau mulut kering.
Air liur berfungsi untuk membilas sisa makanan dan bakteri di dalam mulut. Ketika produksi air liur menurun, bakteri penyebab bau mulut akan berkembang lebih cepat. Penyebab mulut kering bisa bermacam-macam, seperti:
1. Kurang minum air putih
2. Efek samping obat-obatan tertentu (antihistamin, antidepresan, dll.)
3. Kebiasaan bernapas melalui mulut