Selain itu, 3D bioprinting juga berpotensi mengubah dunia farmasi dan penelitian medis.
Teknologi ini memungkinkan para ilmuwan mencetak jaringan manusia yang dapat digunakan untuk menguji obat baru dengan lebih akurat dibandingkan dengan metode tradisional yang menggunakan hewan uji.
Dengan demikian, pengembangan obat-obatan menjadi lebih efisien, aman, dan dapat disesuaikan dengan kondisi biologis manusia, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas pengobatan.
Tidak hanya di bidang kesehatan, 3D bioprinting juga memiliki dampak besar dalam dunia kosmetik dan perawatan kecantikan.
Baca Juga: Cerdas Memilih KB: 10 Jenis Alat Kontrasepsi Beserta Resikonya!
Beberapa perusahaan mulai mengeksplorasi kemungkinan mencetak kulit manusia untuk uji coba produk kecantikan tanpa harus menggunakan hewan sebagai subjek eksperimen.
Hal ini menunjukkan bahwa selain menyelamatkan nyawa, teknologi ini juga dapat mendukung prinsip etika dalam penelitian dan industri.
Kemampuan mencetak organ manusia dengan teknologi 3D adalah sesuatu yang menarik untuk para ilmuwan maupun tenaga medis. [Dewa Bagus Dwi Cancerli Ananta]***