Informasi Kemenkes
Masyarakat sempat menolak dan melakukan protes saat Kemenkes melakukan penyebaran wolbachia, hal ini didasari kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat, dan meragukan efektivitas program ini.
Namun sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 program penyebaran wolbachia ini tetap dilaksanakan di beberapa daerah karena telah terbukti efektif, setelah dilakukan pilot project di beberapa kota sebelumnya.
Kementrian Kesehatan menerapkan program wolbachia ini untuk menurunkan penyebaran demam berdarah di Indonesia.
Selain di Indonesia, metode ini juga efektif dijalankan di sembilan negara lainnya, seperti Vietnam, Australia, Brazil, Venezuela, Vanuatu, Fiji, Caledonia, Sri lanka dan Meksiko
Metode wolbachia ini juga telah masuk kedalam agenda pemerintah melalui Program Strategis Nasional.
Wolbachia merupakan bakteri alami yang telah ada pada populasi serangga sejak lama, serta tidak ada kasus yang membuktikan bahwa penyebaran nyamuk wolbachia membahayakan bagi manusia, hewan, dan lingkungan.
Cara ini juga bukan rekayasa genetika yang memodifikasi genetik dan DNA nyamuk, sehingga tidak terdapat perubahan pada ukuran, bentuk dan sifat dari nyamuk.
Masyarakat dihimbau untuk tidak bereaksi berlebihan karena program penyebaran wolbachia ini telah terukur dan melewati beberapa kajian yang mendalam.***
Artikel Terkait
Alasan Gatal di Kulit Karena Gigitan Nyamuk
Mengapa Gigitan Nyamuk terasa Gatal? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Langkah Pencegahan Demam Berdarah dengan 3M Plus, Mudah Dipraktikkan
Populasi Penduduk di Dunia Terancam Demam Berdarah, Begini Cara Pencegahannya
Tungau Mengisap Darah 7 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Nyamuk, Cek Bahayanya yang Perlu Anda Waspadai!