psikologi

Bocah 8 Tahun Meninggal Karena Balon Helium

Jumat, 30 Mei 2025 | 22:08 WIB
Joshua Duncan saat ulamg tahun ke 8

SURATDOKTER.com - Tragedi memilukan menimpa seorang anak laki-laki berusia delapan tahun asal Birkenhead, Inggris, yang meninggal tepat di hari ulang tahunnya.

Kejadian ini menyisakan duka mendalam dan menyadarkan banyak pihak tentang bahaya tersembunyi di balik benda yang selama ini dianggap aman dan biasa—balon helium.

Anak bernama Joshua Dunbar itu ditemukan tidak sadarkan diri di kamar tidurnya pada siang hari, saat perayaan ulang tahunnya sedang berlangsung. Di ruangan tersebut, terdapat balon helium berbentuk angka delapan yang berada tepat di atas kepalanya.

Baca Juga: Membedakan Gejala Infeksi E.Coli Dengan Keracunan Makanan Biasa

Layanan medis darurat segera dihubungi, dan Joshua langsung dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, meskipun upaya pertolongan sudah dilakukan, nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada malam harinya.

Setelah dilakukan pemeriksaan medis, diketahui bahwa penyebab kematian Joshua adalah asfiksia, yakni kondisi ketika tubuh kekurangan oksigen. Dalam kasus ini, helium menggantikan udara yang seharusnya ia hirup. Meski tidak beracun, gas helium bisa mematikan jika mengisi paru-paru dan mencegah oksigen masuk ke aliran darah.

Menurut keterangan pihak medis, tidak ada indikasi bahwa Joshua berniat melakukan hal berbahaya. Ia kemungkinan besar hanya sedang bermain dan tanpa sadar menghirup gas dari balon helium. Bisa jadi ia tertarik pada efek suara aneh yang sering muncul ketika seseorang menghirup helium, atau hanya penasaran seperti anak-anak seusianya.

Ibunda Joshua, Carly, menyampaikan rasa kehilangan yang luar biasa dan menggambarkan putranya sebagai anak yang ceria dan sangat disayang keluarga. Ia juga berbagi pengalaman traumatis yang ia alami sejak kejadian itu, termasuk dampak terhadap kesehatan mentalnya dan upayanya untuk tetap kuat demi anak-anak yang lain.

Carly kini berkomitmen untuk menyuarakan bahaya penggunaan balon helium, terutama di lingkungan anak-anak. Ia menekankan bahwa sebelum tragedi ini terjadi, ia tidak mengetahui potensi risiko fatal dari balon helium.

Karena itu, ia berharap kisah ini bisa mencegah insiden serupa di masa depan. Baginya, kehilangan yang dialami tidak bisa ditukar dengan apapun, dan jika ada satu keluarga saja yang terhindar dari kejadian serupa karena pesan ini, maka perjuangannya tidak sia-sia.

Dari kejadian ini, ada pelajaran penting yang bisa diambil. Orang tua perlu lebih waspada terhadap benda-benda yang terlihat tidak berbahaya. Balon helium memang menarik dan menjadi elemen dekoratif populer dalam pesta anak-anak, tetapi gas yang ada di dalamnya bukan tanpa risiko. Ketika anak-anak bermain tanpa pengawasan, risiko terhirupnya helium bisa menjadi sangat nyata.

Baca Juga: Balon Meledak pada Perayaan Hari Guru di Bekasi, Bagaimana Penanganan Pertama Luka Bakar?

Kesimpulannya, keselamatan anak bukan hanya soal menjauhkannya dari benda tajam atau listrik, tetapi juga memahami bahaya yang tersembunyi dalam benda sehari-hari yang kerap dianggap sepele.

Jika memungkinkan, sebaiknya pilih balon biasa tanpa gas, atau pastikan anak-anak tidak bermain dengan balon helium sendirian. Kesadaran ini bisa menjadi langkah kecil yang menyelamatkan banyak nyawa di masa mendatang.***

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB