SURATDOKTER-Stres merupakan respons tubuh terhadap tekanan fisik, emosional, atau mental yang dianggap mengganggu keseimbangan secara alami.
Ketika seseorang merasa terancam atau tidak mampu menangani situasi tertentu, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Ini adalah respons alami yang dirancang untuk membantu orang mengatasi situasi sulit atau berbahaya. Namun, jika stres berkepanjangan atau tidak ditangani, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental.
Hormon stres, yang juga dikenal sebagai kortisol, dilepaskan ke dalam darah saat seseorang mengalami stres.
Pada dasarnya, kortisol berfungsi sebagai sinyal tubuh untuk meningkatkan energi dan ketahanan saat menghadapi stres, bertanggung jawab untuk meningkatkan gula darah, menekan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan tekanan darah.
Namun, tingkat kortisol yang tinggi secara terus menerus dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama jika tingkatnya bertahan lama.
Baca Juga: Dikenal Keras Kepala, Yuk! Simak Sisi Lain Kepribadian Golongan Darah A Lebih Dekat
Hubungan Stres dengan Golongan Darah A
Studi telah menunjukkan bahwa golongan darah seseorang berkorelasi dengan tingkat stres yang mereka alami.
Dr. Alvin Nursalim, Sp.PD, menyatakan bahwa golongan darah A lebih rentan mengalami diabetes, penyakit jantung, dan stres dan gangguan mental.
Studi lain menunjukkan bahwa golongan darah A memiliki kadar hormon kortisol yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan stres muncul lebih cepat.
Akibatnya, golongan darah A lebih rentan terhadap efek stres jangka panjang.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine, para peneliti menemukan bahwa orang dengan golongan darah A memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi dalam darah mereka, bahkan saat mereka istirahat.
Ini menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan golongan darah lainnya, orang dengan golongan darah A memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menanggapi stres dalam situasi tertentu.
Studi lain menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah A memiliki sistem saraf otonom yang lebih sensitif, yang membuat mereka lebih rentan terhadap stres.