SURATDOKTER.com - Teman Anda "Pick Me"? Berteman dekat namun Anda kesal karena perilakunya yang seolah-olah istimewa dan cenderung merendahkan anda atau orang lain? Kadang-kadang kita bingung bagaimana sebaiknya menghadapi syndrome yang satu ini, agar tetap nyaman berinteraksi tanpa menimbulkan perselisihan. Yuk! Simak caranya disini!
Baca Juga: Simak Makna A dan T dalam MBTI: Subtitusi Kepribadian Assertive dan Turbulent
Apa itu "Pick Me"?
Pick Me" atau biasanya dikenal dengan "Pick Me Girl" karena syndrome ini cenderung terjadi pada perempuan adalah istilah yang sedang populer dalam bahasa sehari-hari, digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berusaha keras mendapat perhatian dan pujian dari orang lain.
Istilah ini umumnya mengacu pada individu yang berusaha terlalu keras untuk terlihat menarik atau diterima oleh orang lain dengan cara yang terlalu mencolok atau berlebihan.
Mengenal Ciri-ciri "Pick Me"
Menghadapi orang yang cenderung berperilaku "Pick Me" atau selalu berusaha mendapat perhatian, bisa menjadi situasi yang menantang.
Ciri-cirinya antara lain seperti, posting foto atau cerita yang mencoba menarik perhatian, sering kali menonjolkan sisi terbaik dari diri mereka.
Mengkritik diri sendiri atau jenis kelamin mereka untuk mencuri perhatian orang lain. Selalu berusaha menyenangkan orang lain untuk mendapat persetujuan.
Menyalahkan diri sendiri atau menunjukkan ketidakpercayaan diri untuk mendapat perhatian dan dukungan. Mengubah perilaku atau minat mereka agar sesuai dengan ekspektasi orang lain.
Jika Anda pernah merasa dihadapkan pada orang yang selalu berusaha mencari perhatian atau terlalu menonjolkan diri, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar interaksi tetap positif dan menyenangkan
Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Percaya Diri Pribadi Melankolis Agar Lebih Bersinar dan Menerima Diri!
Cara Menghadapi Seseorang yang "Pick Me" dengan Bijak
1. Memahami Motif di Balik Perilaku
Langkah pertama yang baik adalah mencoba memahami alasan mengapa orang tersebut berperilaku "Pick Me."
Mungkin saja mereka merasa tidak percaya diri, butuh pengakuan, atau sekadar ingin diterima oleh lingkungan sekitar. Dengan memahami motif mereka, kita bisa lebih bersikap sabar dan empati.
2. Tetapkan Batasan yang Sehat
Penting untuk tetap menjaga batasan pribadi. Meskipun penting untuk mendengarkan dan memberi perhatian kepada orang lain, kita juga perlu memastikan bahwa kita tidak terlalu terbawa perasaan atau merasa wajib untuk selalu merespons setiap tindakan mereka.
3. Dengarkan dengan Penuh Perhatian
Ketika mereka berbicara, berikan perhatian sepenuhnya. Dengarkan dengan baik, ajukan pertanyaan yang relevan, dan berikan kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan diri.