SURATDOKTER.com - Memiliki rambut yang rontok memang terkadang membuat gelisah.
Terlebih apabila seseorang mengalami rontok yang cukup parah, tentu ini dapat menimbulkan kekhawatiran.
Sebagian orang percaya rambut yang rontok dipicu karena stress. Lalu apakah benar, apabila kita terlalu banyak pikiran dan dalam kondisi stres dapat menyebabkan rambut rontok?
Baca Juga: Ketika Guru Berpacaran Dengan Siswa: Ini Bahaya Child Grooming dan Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua
Bagaimana Stres bisa Menyebabkan Rambut Rontok?
Stres dapat menyebabkan rambut rontok melalui beberapa mekanisme.
Salah satunya adalah stres dapat memicu peningkatan produksi hormon tertentu, seperti hormon kortisol, yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut normal.
Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi pola tidur dan kebiasaan makan seseorang, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada masalah rambut.
Tidak hanya itu, stres juga dapat memicu kebiasaan meremas atau menarik rambut secara tidak sadar, yang dapat menyebabkan kerusakan pada akar rambut dan akhirnya menyebabkan rambut rontok.
3 Jenis Kebotakan yang Muncul Akibat Stres
Meskipun stres tidak selalu menjadi penyebab langsung dari kebotakan, beberapa jenis kebotakan yang dapat muncul akibat stres termasuk:
1. Telogen Effluvium
Kebotakan sementara yang terjadi ketika stres membuat lebih banyak rambut masuk ke dalam fase istirahat (telogen) dari siklus pertumbuhan rambut, menyebabkan rambut rontok yang lebih banyak dari biasanya.
Ini biasanya terjadi beberapa bulan setelah periode stres yang signifikan.
2. Trichotillomania
Kebiasaan kompulsif meremas, menarik, atau mencabut rambut secara tidak sadar sebagai respons terhadap stres.
Ini dapat menyebabkan kebotakan lokal dan merusak folikel rambut.
3. Alopecia Areata
Kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, menyebabkan kebotakan patchy atau rambut rontok secara tiba-tiba.