psikologi

Muncul Fenomena 'Nge-Barcode' pada Anak Muda: Ini Penyebab dan Dampaknya

Minggu, 26 November 2023 | 14:00 WIB
Ilustrasi text self harm (suratdokter.com)

SURATDOKTER.com - Fenomena "barcode" atau "self harm", yang melibatkan tindakan menyakiti diri sendiri sebagai bentuk penyaluran rasa frustasi dan tekanan psikologis, semakin merambah ke kehidupan anak muda.

Dalam beberapa kasus, perilaku ini bahkan dipamerkan di media sosial, menunjukkan kompleksitas yang lebih dalam dari tantangan mental yang dihadapi generasi muda. Mari kita eksplor lebih lanjut penyebab dan dampak dari fenomena ini.

Belakangan ini, terdapat peningkatan kasus self harm di kalangan remaja yang kemudian diunggah ke media sosial.

Seringnya alasan mengunggah aksi nge-barcode di social media ini untuk mencari perhatian ataupun pertolongan.

Dorongan yang muncul dari rasa frustasi dan keinginan untuk menyerah terhadap hidup dapat mendorong mereka untuk menyayat tangan dengan silet.

Merupakan suatu kekhawatiran serius mengingat bahaya terhadap kesehatan mental dan fisik yang dapat timbul apabila perilaku ini berlanjut.

Baca Juga: Cara Mengatasi Self Harm dengan Benar

Apa Itu Self Harm?

Self harm merupakan tindakan menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi rasa frustasi, stres, dan berbagai macam emosi negatif.

Setiap individu memiliki cara self harm yang berbeda, mulai dari menarik rambut, mencubit, menggigit, hingga yang paling umum adalah melakukan cutting.

Meskipun tujuan awalnya bukan untuk bunuh diri, tindakan ini dapat menimbulkan luka parah jika diteruskan.

Menurut Healthline, 80% orang yang melakukan self harm memilih tindakan cutting.

Studi pada tahun 2021 menunjukkan bahwa self harm paling banyak dilakukan oleh remaja hingga dewasa muda di Indonesia, khususnya yang berusia 12-19 tahun.

Baca Juga: Mengenal Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Pengobatannya

Mengapa Terjadi Self Harm?

Para pelaku self harm, yang sering kali merupakan remaja dan dewasa muda, cenderung sulit mengekspresikan emosi dan perasaan mereka.

Mereka tidak tahu bagaimana meluapkan rasa trauma, sakit, dan tekanan secara psikologis.

Selain itu, sulitnya menemukan solusi terhadap kesepian, perasaan diabaikan, dan kebingungan juga menjadi faktor pendorong.

Ketika seseorang mulai melakukan self harm, ada risiko kecanduan.

Mereka melihat tindakan ini sebagai cara untuk meredakan perasaan negatif dan merasakan kenikmatan dari rasa sakit yang mereka alami.

Self harm juga sering terjadi pada individu yang mengidap gangguan jiwa seperti bipolar disorder, depresi, dan obsessive-compulsive disorder.

Tanda-tanda Seseorang Melakukan Self Harm

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa seseorang yang sering melakukan self harm dapat menunjukkan tanda-tanda fisik dan psikologis.

Ini termasuk adanya luka sayatan di anggota tubuh tertentu, perilaku menutup diri di lingkungan sosial, dan kehilangan motivasi serta percaya diri.

Cara Mengobati Self Harm

Dalam mengatasi perilaku self harm, konsultasi dengan psikolog atau psikiater adalah langkah awal yang penting.

Terapi yang dibantu oleh psikiater dapat melibatkan penggunaan antidepresan untuk membantu mengelola emosi.

Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman yang terpercaya juga sangat diperlukan.

Olahraga dan terapi squeeze ball juga direkomendasikan sebagai bagian dari proses pengobatan.

Aktivitas fisik seperti push up, sit up, dan boxing dapat membantu mengembalikan energi dan meningkatkan kebahagiaan dalam hidup.

Penggunaan es batu atau bola dapat menjadi alternatif untuk mengalihkan dorongan menyakiti diri sendiri tanpa melukai tubuh.

Self Harm Bisa Disembuhkan

Meskipun self harm merupakan gejala gangguan jiwa yang serius, hal ini dapat disembuhkan dengan konseling yang rutin dan penataan gaya hidup sehat secara fisik dan emosional.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kesulitan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog klinis dan dokter spesialis jiwa/psikiater di Rumah Sakit.

Kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan secara keseluruhan, dan langkah-langkah ini dapat membantu menuju pemulihan yang berkelanjutan.***

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB