SURATDOKTER.com - Pentingnya mengetahui cara yang benar dalam menangani atau membersihkan luka telah banyak disorot, termasuk dalam sebuah reels media sosial Instagram yang dibagikan oleh akun @upayariksapatra.
Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa alkohol seharusnya tidak lagi digunakan untuk membersihkan luka.
Alasannya cukup sederhana namun berdampak besar: alkohol bisa menyebabkan rasa perih yang tidak nyaman dan merusak jaringan kulit yang paling lemah.
Alasan Alkohol Tidak untuk Membersihkan Luka
Penggunaan alkohol untuk menangani luka sering kali menimbulkan rasa perih. Selain itu, alkohol dapat merusak jaringan kulit di sekitar luka, yang seharusnya dibiarkan sehat agar proses penyembuhan berjalan lancar.
Kerusakan pada jaringan sehat ini bisa memperpanjang waktu pemulihan dan meningkatkan risiko infeksi.
Dampak lain dari penggunaan alkohol adalah munculnya pembengkakan dan rasa gatal, yang sering kali salah diartikan sebagai tanda peradangan.
Sumber juga mengungkapkan bahwa alkohol memiliki sifat yang dapat mengeringkan permukaan kulit, memicu iritasi, dan menghambat penyembuhan luka.
Meskipun alkohol memang efektif sebagai disinfektan, penggunaannya lebih tepat untuk membersihkan alat-alat medis atau sebagai pengganti hand sanitizer, bukan untuk merawat luka terbuka.
Pilihan Alternatif: Antiseptik Medis
Sebagai gantinya, dokter dan tenaga medis lebih merekomendasikan penggunaan antiseptik medis seperti Polyhexanide (PHMB).
Antiseptik ini sudah digunakan secara luas di rumah sakit di seluruh dunia dan terbukti lebih efektif dibandingkan povidone-iodine untuk luka akut maupun kronis yang terkontaminasi.
PHMB juga memiliki keunggulan tidak menyebabkan rasa perih, ramah kulit, dan tidak menimbulkan iritasi.
Berikut ini tips membersihkan dan merawat luka selain menggunakan alkohol: