penyakit

Mengenal Gejala Penyakit Langka Aklasia Hingga Penanganannya

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:00 WIB
Ilustrasi untuk penyakit aklasia

SURATDOKTER.COM - Akalasia adalah kondisi langka yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menelan makanan dan cairan dengan lancar.

Kondisi ini terjadi ketika saraf yang mengontrol otot-otot di kerongkongan (esofagus) mengalami kerusakan, sehingga proses pengosongan makanan dari kerongkongan ke lambung menjadi terhambat.

Akibatnya, makanan dan cairan cenderung menumpuk di esofagus, yang dapat menyebabkan rasa pahit atau asam karena fermentasi makanan yang tertahan.

Penyebab pasti dari akalasia belum sepenuhnya dipahami, tetapi banyak peneliti yang menduga bahwa hal ini disebabkan oleh kerusakan saraf di esofagus, yang mungkin dipicu oleh infeksi virus atau gangguan autoimun.

Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan akalasia secara langsung, gejala-gejalanya dapat dikelola dengan berbagai perawatan medis.

Gejala Akalasia

Gejala utama yang dirasakan oleh penderita akalasia adalah kesulitan menelan atau disfagia. Makanan atau minuman yang ditelan terasa seperti tersangkut di tenggorokan.

Baca Juga: Penyakit Asam Lambung Bisa Sembuh atau Tidak, Ini Pandangan Medis

Selain itu, makanan atau bahkan air liur yang tertelan bisa kembali ke tenggorokan atau mulut. Gejala lain termasuk perasaan nyeri dada yang datang dan pergi, batuk terutama di malam hari, serta bersendawa yang terjadi lebih sering dari biasanya.

Seiring berjalannya waktu, penderita mungkin juga mengalami penurunan berat badan, muntah, serta masalah lebih serius seperti pneumonia akibat makanan yang masuk ke paru-paru.

Meskipun gejala awal sering tidak terlalu mengganggu, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih besar, termasuk kekurangan gizi.

Diagnosis Akalasia

Pemeriksaan medis untuk mendiagnosis akalasia dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti tes menelan barium, endoskopi bagian atas, dan manometri esofagus.

Tes menelan barium melibatkan penelanan cairan khusus yang tampak di bawah sinar-X, yang akan menunjukkan penyempitan pada esofagus.

Sementara itu, endoskopi memungkinkan dokter untuk melihat secara langsung kondisi esofagus dengan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi kamera ke dalam tubuh.

Tes manometri mengukur kontraksi otot esofagus dan bagaimana sfingter esofagus bagian bawah (LES) merespons saat menelan. Tes ini adalah standar utama dalam mendiagnosis akalasia.

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB