SURATDOKTER.com - Kasus melioidosis yang terjadi di Amerika Serikat telah mengejutkan para peneliti karena bakteri penyebabnya, Burkholderia pseudomallei , biasanya ditemukan di daerah beriklim tropis seperti Asia Tenggara dan Australia Utara.
Namun, empat orang di AS mengalami infeksi ini meskipun tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Dua di antaranya bahkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengarah pada kemungkinan bahwa sumber infeksi berasal dari produk impor.
Baca Juga: WabahTBC Melanda Kansas: 2 Orang Meninggal, Puluhan Lainnya Terinfeksi
Setelah melakukan pemeriksaan di rumah para pasien, mereka menemukan bahwa salah satu dari mereka memiliki produk semprotan aromaterapi yang mengandung bakteri Burkholderia pseudomallei .
Produk tersebut adalah Better Homes & Gardens Lavender & Chamomile Essential Oil Infused Aromatherapy Room Spray with Gemstones , yang dijual di Walmart antara Februari hingga Oktober 2021.
Sebagai langkah pencegahan, Walmart menarik hampir 4.000 botol semprotan dari pasaran dalam berbagai varian aroma.
CDC juga memberikan panduan kepada masyarakat yang telah membeli produk tersebut agar segera dihentikan penggunaannya dan mengembalikannya ke toko dengan cara yang aman.
Konsumen diminta untuk membungkus botol dalam kantong plastik beritleting sebelum memasukkannya ke dalam kotak kardus. Selain itu, mereka juga harus mencuci kain atau benda lain yang terkena semprotan serta membersihkan permukaan yang terkontaminasi dengan disinfektan.
Apa Itu Bakteri Melioidosis?
Melioidosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomallei . Bakteri ini biasanya hidup di tanah dan udara permukaan di wilayah tropis.
Infeksi terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka pada kulit, terhirup ke dalam paru-paru, atau tertelan melalui makanan atau udara yang terkontaminasi.
Di Amerika Serikat, kasus melioidosis tergolong langka. Namun, pada tahun 2022, bakteri ini ditemukan di lingkungan sepanjang Pantai Teluk Mississippi.
Pada tahun 2021, beberapa kasus di berbagai negara bagian juga dikaitkan dengan produk impor yang terkontaminasi.