Menurutnya, penting untuk terus mendorong dan meminta pemeriksaan lanjutan jika diagnosis awal terasa tidak memadai. Ia berharap pengalamannya dapat menjadi pelajaran bagi orang lain untuk lebih percaya pada intuisi dan keberanian menghadapi sistem medis yang terkadang lambat merespons.
Baca Juga: Pikir Dua Kali Sebelum Marah: Emosi Buruk Tingkatkan Resiko Terkena Kanker!
Tumor sel raksasa sendiri biasanya menyerang individu berusia 20 hingga 45 tahun. Gejalanya meliputi nyeri, pembengkakan, dan bahkan patah tulang akibat lemahnya struktur tulang.
Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengangkat tumor, meskipun obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengecilkannya jika operasi tidak memungkinkan.
Pasien yang telah menjalani pengangkatan tumor umumnya akan terus dipantau melalui pemindaian rutin untuk memastikan tidak ada kekambuhan.
Ashley menutup pesannya dengan harapan agar lebih banyak orang sadar akan pentingnya mendengarkan tubuh mereka dan bersikap proaktif terhadap kesehatan. Perjalanannya menunjukkan bahwa kegigihan dapat membawa perubahan besar, bahkan di tengah tantangan yang tampak sulit dihadapi.***