Gejala yang biasa muncul adalah sesak napas, mengi, batuk terutama di malam hari, dan rasa tertekan di dada. Selain itu, paparan alergen dapat memicu hidung tersumbat, mata berair, hingga ruam atau gatal-gatal.
Baca Juga: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Asma
Pencegahan dan Pengelolaan Asma Alergi
Untuk mencegah alergi berkembang menjadi asma, penting mengetahui dan menghindari pemicunya. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi Pemicu Alergi: Konsultasikan dengan dokter untuk melakukan tes alergi guna mengetahui apa saja yang harus dihindari.
2. Mengubah Gaya Hidup: Hindari makanan atau minuman yang memicu alergi. Jika debu atau suhu dingin menjadi pemicu, pastikan rumah selalu bersih dan hangat.
3. Pengobatan: Dokter dapat merekomendasikan berbagai pengobatan, seperti inhaler untuk mengatasi gejala asma, antihistamin untuk alergi ringan, atau kortikosteroid untuk mengurangi peradangan saluran napas.
Selain itu, imunoterapi berupa suntikan alergen dapat membantu meningkatkan toleransi tubuh terhadap alergen dalam jangka panjang.
Alergi yang tampak sepele dapat menjadi awal dari gangguan pernapasan serius seperti asma alergi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan gejala awal yang muncul, seperti pernapasan berat, bunyi mengi, atau pilek berkepanjangan.
Baca Juga: Anak Penderita Asma Tidak Seharusnya Berolahraga, Mitos atau Fakta?
Dengan mengenali dan mengelola alergi sejak dini, risiko komplikasi seperti asma dapat diminimalkan, memberikan kesempatan anak untuk hidup sehat tanpa gangguan pernapasan.
Jangan anggap remeh alergi, segera konsultasikan ke dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa.
***