SURATDOKTER.com - Auto Brewery Syndrome atau sindrom fermentasi usus atau sindrom pembuatan bir otomatis merupakan kondisi medis langka di mana tubuh seseorang memproduksi alkohol secara spontan melalui proses fermentasi di usus.
Hal ini terjadi akibat adanya mikroorganisme tertentu, seperti jamur dan ragi, yang
mengubah karbohidrat menjadi etanol. Penderita sindrom ini dapat merasakan efek mabuk meskipun sama sekali tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Baca Juga: Wanita Ini Mabuk Walaupun Tidak Minum: Dokter Menemukan Ususnyalah yang Memproduksi Alkohol
Gejala yang Dialami Penderita
Penderita Auto Brewery Syndrome akan merasakan gejala seperti sedang mabuk, meskipun mereka tidak minum alkohol sama sekali. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
- Kulit memerah atau wajah merona
- Pusing dan disorientasi
- Sakit kepala dan mual
- Dehidrasi dan mulut kering
- Kelelahan dan lemas
- Perubahan suasana hati dan gangguan konsentrasi
- Masalah memori serta gangguan daya ingat
- Gangguan pencernaan, seperti sendawa dan perut kembung
Selain itu, sindrom ini dapat memperburuk kondisi kesehatan lain, seperti sindrom kelelahan kronis, sindrom iritasi usus, depresi, dan kecemasan. Penderita juga mungkin mengalami mabuk berat meskipun hanya mengonsumsi sedikit alkohol.
Apa Penyebabnya?
Auto Brewery Syndrome terjadi ketika ada terlalu banyak ragi di dalam usus, yang menyebabkan fermentasi karbohidrat menjadi alkohol. Beberapa jenis jamur dan ragi yang sering dikaitkan dengan kondisi ini meliputi:
- Candida albicans
- Candida glabrata
- Torulopsis glabrata
- Candida krusae
- Candida kefir
- Saccharomyces cerevisiae (ragi pembuat bir)
Baca Juga: Apakah Tisiu Basah Non Alkohol Benar Bisa Membunuh Kuman dan Bakteri?
Kondisi ini tidak terjadi begitu saja, melainkan biasanya dipicu oleh berbagai faktor, seperti:
- Pola Makan Tinggi Karbohidrat: Konsumsi makanan manis dan bertepung yang berlebihan dapat memberikan bahan baku bagi fermentasi alkohol.
- Infeksi Usus atau Ketidakseimbangan Flora Usus: Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat membunuh bakteri baik dan membuat jamur tumbuh berlebihan.
- Penyakit Tertentu: Beberapa kondisi medis seperti diabetes, penyakit hati, sindrom usus pendek, dan penyakit radang usus dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom ini.
- Masalah Imunitas: Sistem kekebalan tubuh yang lemah juga berkontribusi terhadap pertumbuhan jamur secara berlebihan.
- Disfungsi Hati: Pada beberapa kasus, hati yang tidak berfungsi optimal tidak mampu memetabolisme alkohol dengan cepat, sehingga kadar alkohol dalam darah meningkat.
Bagaimana Diagnosis Dilakukan?
Mendiagnosis Auto Brewery Syndrome tidaklah mudah karena gejalanya menyerupai kondisi mabuk biasa. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis, salah satunya adalah glucose challenge test.
Pada tes ini, pasien akan diberikan kapsul glukosa dan diminta tidak makan atau minum selama beberapa jam sebelum dan sesudahnya.
Setelah sekitar satu jam, kadar alkohol dalam darah akan diperiksa. Jika kadar alkohol meningkat, ada kemungkinan besar pasien mengalami sindrom ini. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan uji tinja untuk mengidentifikasi adanya pertumbuhan ragi yang berlebihan dalam usus.
Pilihan Pengobatan dan Pencegahan
Auto Brewery Syndrome dapat ditangani dengan beberapa cara, tergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahan gejala. Berikut adalah beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan:
Baca Juga: Mengkonsumsi Alkohol Bisa Meningkatkan Resiko Terkena 7 Jenis Kanker Ini
- Diet Rendah Karbohidrat: Mengurangi asupan makanan manis dan bertepung dapat membantu mengurangi fermentasi alkohol dalam usus.
- Pemberian Obat Antijamur: Dokter mungkin meresepkan obat seperti fluconazole, nystatin, atau tablet acidophilus untuk mengurangi pertumbuhan jamur dalam usus.
- Mengelola Kondisi Dasar: Jika sindrom ini disebabkan oleh penyakit tertentu seperti Crohn’s disease atau gangguan hati, pengelolaan penyakit tersebut akan membantu mengurangi gejala.
- Pemantauan dan Edukasi: Pasien perlu memahami pentingnya menjaga pola makan dan menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau kadar alkohol dalam darah.
- Perubahan Pola Hidup: Selain diet, menghindari gula tambahan, sirup jagung, roti putih, nasi putih, serta minuman manis juga sangat penting. Mengonsumsi makanan kaya serat seperti gandum utuh, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan dapat membantu menjaga keseimbangan flora usus.
Kisah Nyata Penderita Auto Brewery Syndrome
Salah satu kasus yang cukup dikenal terjadi pada seorang wanita di New York, yang ditangkap karena diduga mengemudi dalam keadaan mabuk.
Artikel Terkait
Jangan Lagi Gunakan Alkohol Untuk Membersihkan Luka, Lebih Baik Gunakan Ini!
Hati-hati, Ini Dampak Buruk Minum Alkohol pada Orang Tua atau Lansia!
Apakah Tisiu Basah Non Alkohol Benar Bisa Membunuh Kuman dan Bakteri?
Mengkonsumsi Alkohol Bisa Meningkatkan Resiko Terkena 7 Jenis Kanker Ini
Wanita Ini Mabuk Walaupun Tidak Minum: Dokter Menemukan Ususnyalah yang Memproduksi Alkohol