Baca Juga: Serum Vitamin C vs Suplemen Kolagen, Mana yang Lebih Efektif untuk Kulit Cerah dan Kenyal?
3. Omega-3 – Lemak Baik yang Menutrisi Otak
Walaupun bukan vitamin secara teknis, asam lemak Omega-3 (DHA dan EPA) sering dimasukkan dalam daftar nutrisi penting untuk kesehatan mental karena perannya sangat besar dalam fungsi otak. Sekitar 60% jaringan otak terdiri dari lemak, dan sebagian besar adalah DHA yang berasal dari Omega-3.
Kadar Omega-3 yang cukup membantu menjaga fleksibilitas membran sel otak sehingga sinyal antar-neuron dapat bekerja dengan baik. Kekurangan DHA dan EPA dapat mengganggu komunikasi antar sel otak dan meningkatkan risiko depresi, gangguan konsentrasi, serta perubahan suasana hati yang ekstrem.
Sebuah studi di Translational Psychiatry menyebut bahwa konsumsi suplemen Omega-3 dengan kandungan EPA tinggi dapat membantu meredakan gejala depresi ringan dan menurunkan kecemasan pada orang dewasa.
Sumber alami Omega-3 antara lain ikan laut dalam seperti tuna, makarel, dan salmon, serta biji chia, biji rami, dan kenari. Mengonsumsi ikan dua kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.
Menyusun Pola Nutrisi untuk Mental yang Lebih Sehat
Kesehatan mental tidak dapat dipisahkan dari kesehatan fisik. Tubuh yang kekurangan vitamin dan nutrisi penting akan sulit mempertahankan keseimbangan kimiawi di otak. Kombinasi pola makan bergizi, paparan sinar matahari, istirahat cukup, dan aktivitas fisik rutin dapat memperkuat efek positif dari vitamin-vitamin di atas.
Meski suplementasi bisa membantu, sebaiknya dilakukan dengan konsultasi tenaga medis agar dosisnya sesuai kebutuhan. Setiap orang memiliki kondisi berbeda—ada yang membutuhkan tambahan vitamin B12 karena pola makan, ada pula yang perlu dukungan vitamin D akibat kurangnya paparan sinar matahari.
Baca Juga: Sakit Punggung Bawah Bisa Jadi Tanda Kekurangan Vitamin D — Ini Penjelasan Medisnya
Tiga nutrisi utama—vitamin B kompleks, vitamin D, dan Omega-3—adalah fondasi penting dalam menjaga kestabilan emosi dan fungsi otak. Ketiganya membantu tubuh memproduksi hormon bahagia, mengurangi stres, dan meningkatkan fokus.
Dengan memperhatikan asupan nutrisi ini, kesehatan mental bukan lagi sekadar tentang “pikiran positif”, melainkan hasil dari keseimbangan tubuh dan pikiran yang saling mendukung.***