SURATDOKTER.com - Kasus keracunan massal di Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menyisakan kekhawatiran besar di tengah masyarakat.
Lebih dari seribu siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Peristiwa ini membuka tabir sejumlah kelalaian serius — mulai dari penyimpanan bahan makanan yang tidak sesuai standar, hingga temuan bakteri pembusuk dalam menu yang disajikan.
Kejadian ini pun menjadi bahan evaluasi menyeluruh bagi pemerintah, terutama Badan Gizi Nasional (BGN), Dinas Kesehatan Jawa Barat, hingga kepolisian yang kini ikut turun tangan.
Baca Juga: Kemenkes Turun Tangan Awasi Program MBG: SPPG Wajib Punya SLHS, Puskesmas dan UKS Dilibatkan
Evaluasi Menyeluruh dan Reaksi Pemerintah
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa kasus ini bukan hanya menyangkut aspek kesehatan, tetapi juga menjadi pukulan bagi sistem sosial dan ekonomi daerah.
Ia menyebut program MBG perlu dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi besar-besaran terhadap mekanisme dapur dan distribusinya.
Langkah ini diambil agar peristiwa serupa tidak terulang, mengingat MBG merupakan program nasional yang melibatkan jutaan penerima manfaat, mulai dari anak sekolah hingga ibu hamil dan menyusui.
Usulan Dapur Khusus di Sekolah
Sebagai langkah konkret, Dedi mengusulkan pembangunan dapur khusus di sekolah-sekolah besar. Menurutnya, sistem terpusat di dapur daerah seperti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyulitkan pengawasan, terutama terkait higienitas dan kualitas bahan pangan.
Ia menilai, jika dapur dibangun langsung di sekolah, maka orang tua siswa dan masyarakat sekitar dapat ikut berpartisipasi sebagai relawan pengelola.
Selain meningkatkan keamanan pangan, pendekatan ini juga dapat menggerakkan ekonomi lokal melalui pelibatan tenaga masak dan pemasok bahan dari daerah sekitar.
Temuan Mengejutkan: Ada Dua Jenis Bakteri Pembusuk
Hasil pemeriksaan laboratorium oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Labkesda) mengungkap penyebab utama kasus ini.
Ditemukan dua jenis bakteri pembusuk — Salmonella dan Bacillus cereus — pada sampel makanan dari menu MBG.
Kepala UPTD Labkesda, dr. Ryan Bayusantika Ristandi, menjelaskan bahwa kedua bakteri tersebut berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan yang disimpan terlalu lama pada suhu ruang.
Makanan yang tidak dikendalikan suhunya, katanya, menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan mikroba pembusuk, apalagi bila proses pendinginan atau pemanasan ulang tidak dilakukan dengan benar.