news

Tanggapan BPOM Terkait Produk Blackmores yang Diduga Ada Kandungan Berbahaya

Selasa, 29 Juli 2025 | 11:36 WIB
BPOM: Produk Blackmores yang diduga mengandung kelebihan bahan berbahaya, tidak terdaftar di Indonesia

SURATDOKTER.com - Belakangan ini, masyarakat di Indonesia dikejutkan dengan kabar bahwa salah satu suplemen populer asal Australia, Blackmores Super Magnesium+, diduga mengandung vitamin B6 dalam dosis tinggi yang berpotensi membahayakan kesehatan saraf.

Produk ini diketahui tidak terdaftar secara resmi di Indonesia, tetapi masih ditemukan diperjualbelikan secara daring di beberapa lokapasar.

Hasil pelacakan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap bahwa suplemen Blackmores Super Magnesium+ ibarat penumpang gelap yang belum memiliki paspor resmi untuk beredar secara legal di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Bahaya Tersembunyi Vitamin B6 Berlebih: Suplemen Blackmores Terancam Gugatan Massal

Meski begitu, produk ini masih ditemukan dijual secara daring di beberapa situs e-commerce. Menanggapi hal tersebut, BPOM menggandeng Kementerian Komunikasi dan Digital serta Asosiasi E-commerce Indonesia untuk menurunkan tautan penjualan dan menghentikan peredarannya di platform digital.

Kasus ini pertama kali mencuat di Australia, setelah seorang warga menggugat produsen suplemen karena mengalami efek samping akibat kandungan vitamin B6 dalam jumlah tinggi.

Kandungan tersebut diketahui dapat memicu neuropati perifer, yaitu kerusakan saraf tepi yang bisa menyebabkan kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan otot.

Zullies Ikawati, guru besar dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, menerangkan bahwa vitamin B6 berperan vital dalam mendukung proses metabolisme tubuh dan menjaga kinerja sistem saraf.

Namun, jika dikonsumsi melebihi batas yang dibutuhkan tubuh dan dalam jangka panjang, vitamin ini dapat menumpuk dalam tubuh dan menjadi racun. Walaupun bersifat larut air dan dibuang lewat urin, kelebihan dalam jumlah besar tetap bisa berbahaya.

Kebutuhan harian vitamin B6 bagi orang dewasa hanya berkisar antara 1,3 hingga 2 miligram, tergantung usia dan jenis kelamin. Angka ini sebenarnya sudah terpenuhi hanya dari konsumsi makanan sehari-hari seperti daging, ikan, kacang-kacangan, pisang, dan sayuran hijau.

Sementara itu, batas aman konsumsi vitamin B6 berbeda di tiap negara. Di Australia, misalnya, batasnya adalah 50 miligram per hari, sedangkan di Amerika Serikat maksimal 100 miligram.

Reza Aditya Arpandy, dokter spesialis saraf dari RS Pusat Otak Nasional, menyampaikan bahwa vitamin B6 memang membantu fungsi sistem saraf, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan justru bisa merusak saraf.

Baca Juga: Sering Lemas, Murung, atau Nyeri Sendi? Waspadai Gejala Kekurangan Vitamin D

Gejalanya bisa muncul perlahan, mulai dari rasa kesemutan hingga gangguan keseimbangan. Jika terus dibiarkan, kerusakan ini bisa menjadi permanen dan mengganggu aktivitas harian.

Halaman:

Tags

Terkini