SURATDOKTER.com - Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini telah memasuki hari ke-39, dan data terbaru dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menunjukkan bahwa sebanyak 175 jemaah haji asal Indonesia dinyatakan meninggal dunia.
Informasi ini disampaikan oleh pihak PPIH melalui Kepala Bidang Kesehatan, dr. Imran, yang menyebutkan bahwa jumlah tersebut tercatat dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan.
Dari keseluruhan jemaah yang wafat, sebagian besar berasal dari kelompok haji reguler, sementara lima orang lainnya merupakan peserta dari kelompok haji khusus.
Angka ini menjadi perhatian karena hampir seluruh kasus kematian disebabkan oleh kondisi medis serius yang sebenarnya dapat diprediksi dan dicegah dengan pemeriksaan kesehatan yang lebih ketat sebelum keberangkatan.
Penyakit jantung menempati posisi teratas sebagai penyebab utama kematian. Sebanyak 77 orang dilaporkan meninggal karena gangguan jantung.
Sementara itu, ada pula yang wafat akibat komplikasi infeksi berat yang berujung pada kegagalan organ, dengan jumlah mencapai 15 orang.
Beberapa kondisi medis lain yang turut berkontribusi terhadap jumlah kematian meliputi gangguan pernapasan akut serta dehidrasi, yang dialami oleh 11 jemaah.
Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, jumlah jemaah yang meninggal tahun ini mengalami sedikit penurunan. Pada periode yang sama tahun lalu, tercatat sebanyak 190 jemaah meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji.
Meskipun terjadi penurunan, angka ini tetap mengindikasikan bahwa risiko kesehatan selama menunaikan ibadah di Tanah Suci masih tergolong tinggi, terutama bagi jemaah lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat penyakit menahun.
Tingginya suhu di wilayah Arab Saudi, perubahan rutinitas harian, aktivitas fisik yang lebih berat, serta kondisi lingkungan yang berbeda dapat memicu kambuhnya penyakit bawaan.
Selain itu, keramaian di berbagai titik pelaksanaan ibadah turut memperbesar tekanan fisik maupun mental, yang berisiko memperparah kondisi kesehatan para jemaah yang sudah rentan.
Kementerian Agama bersama dengan tim kesehatan terus mengupayakan berbagai langkah preventif untuk menjaga kesehatan para jemaah.
Edukasi tentang pentingnya menjaga hidrasi, menghindari paparan panas berlebihan, mengatur aktivitas fisik, serta penggunaan alat bantu kesehatan seperti tongkat atau kursi roda telah dilakukan sejak sebelum keberangkatan.