news

Australia Akui Ada Ratusan Sampel Virus Hilang di Laboratorium Mereka!

Minggu, 29 Desember 2024 | 09:00 WIB
Ratusan sampel virus berbahaya hilang dari laboratorium di Australia

SURATDOKTER.com - Australia saat ini tengah menghadapi sorotan tajam terkait pelanggaran biosekuriti serius yang terjadi di salah satu laboratorium kesehatan di Queensland.

Peristiwa ini menyita perhatian publik setelah pihak berwenang mengonfirmasi hilangnya ratusan sampel virus mematikan dari Laboratorium Virologi Kesehatan Masyarakat Queensland pada Agustus 2023.

Menurut pernyataan resmi pemerintah Queensland, total 323 botol berisi virus berbahaya dilaporkan hilang. Virus yang hilang meliputi Hendra, Lyssavirus, dan Hantavirus, yang semuanya dikenal dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan kematian.

Virus Hendra, misalnya, adalah virus zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia dan hanya ditemukan di Australia. Sementara itu, Lyssavirus termasuk dalam keluarga rabies, dan Hantavirus diketahui dapat menyebabkan penyakit berat dengan tingkat kematian yang tinggi.

Baca Juga: Australia Melaporkan Update Kasus Mpox Hingga Bulan Desember Masih Masuk Claud 2

Laboratorium tempat kejadian ini bertugas melakukan diagnosa, penelitian, dan pengawasan terhadap berbagai patogen berbahaya, termasuk virus yang ditularkan melalui nyamuk dan kutu.

Namun, hingga saat ini, belum ada kejelasan apakah sampel tersebut dicuri, dihancurkan, atau hilang secara tidak sengaja. Pemerintah menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan risiko langsung bagi masyarakat umum.

Menanggapi insiden ini, Queensland Health telah meluncurkan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Menteri Kesehatan Queensland, Timothy Nicholls, menilai pelanggaran ini sebagai kelalaian yang tidak dapat diterima.

Ia menginstruksikan agar penyelidikan mencakup evaluasi terhadap kebijakan, prosedur, dan perilaku staf laboratorium.

Sejumlah ahli memberikan pandangan serius terkait insiden ini. Sam Scarpino, seorang pakar biosekuriti dari Northeastern University, Amerika Serikat, menyebut bahwa kehilangan sampel virus berbahaya adalah kegagalan besar dalam protokol keamanan hayati.

Ia menyoroti bahwa Hantavirus, salah satu virus yang hilang, memiliki tingkat kematian hingga 15 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat kematian akibat COVID-19.

Baca Juga: Tidak Mencantumkan Bahan Alergen; Australia Tarik Kembali Produk Indomie dari Pasaran

Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan Queensland, Dr. John Gerrard, memastikan bahwa tidak ada bukti risiko langsung bagi kesehatan masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini