Ilustrasi limbah darah HIV (gambar dibuat dengan canva)
SURATDOKTER.com - Penanganan limbah, terutama limbah berpotensi berbahaya seperti limbah hib (hasil tes viral load HIV), merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dari tes viral load HIV mengandung guanidinium tiosianat (GTC) suatu zat yang berpotensi berbahaya bagi manusia.
Sayangnya baru-baru ini beredar kabar bahwa ditemukan limbah darah HIV di Tempat Pembuangan Sampah-TPS Bangkalan jawa Timur.
Baca Juga: 7 Mitos dan Fakta HIV/AIDS yang Beredar, Nomor Terakhir sangat Tidak Mungkin Apalagi pada Ibu Hamil
GTC, yang merupakan komponen utama dalam limbah tersebut, memiliki sifat beracun yang dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia serta lingkungan sekitarnya.
Pengelolaan limbah yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan dampak serius, termasuk kerusakan pada kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.
Dalam penanganan limbah berbahaya seperti limbah darah hiv, perlunya pendekatan khusus yang memperhatikan proses pengelolaan yang aman dan bertanggung jawab.
Langkah-langkah pengelolaan limbah yang tepat harus diambil untuk mengurangi risiko paparan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Pengertian, Prosedur dan Jenis Tes HIV yang Wajib Diketahui
Kesadaran akan pentingnya penanganan limbah berpotensi berbahaya perlu ditingkatkan di semua tingkatan, baik individu terlebih dari lembaga terkait.
Hanya dengan kerjasama yang baik dan komitmen bersama, penanganan limbah berbahaya seperti limbah hib dapat dilakukan dengan efektif demi kesehatan dan keselamatan bersama.
Penemuan Limbah Darah HIV di TPS Bangkalan
Bangkalan, Jawa Timur - Kejadian memprihatinkan terjadi di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Junok, Bangkalan, Jawa Timur, saat puluhan kantong darah yang bertuliskan HIV ditemukan berserakan oleh petugas kebersihan.
Penemuan ini mengejutkan dan menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang mungkin terjadi untuk masyarakat setempat.