• Senin, 22 Desember 2025

Bayang-bayang Radiasi Cs-137 di Cikande: Mengurai Akar Masalah dan Dampak Kesehatan yang Mengintai

Photo Author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 03:49 WIB
Bayang-bayang radiasi Cs-137 di Cikande
Bayang-bayang radiasi Cs-137 di Cikande

SURATDOKTER.com - Kasus dugaan pencemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di kawasan Industri Modern Cikande, Banten, menjadi sorotan besar publik dalam beberapa pekan terakhir.

Keresahan warga muncul setelah laporan dari Amerika Serikat pada Agustus 2025 menemukan jejak Cs-137 pada produk udang beku asal Indonesia yang diekspor ke sejumlah pelabuhan besar seperti Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami.

Temuan tersebut memicu tindakan cepat pemerintah. Sebuah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cs-137 dibentuk pada 11 September 2025, dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, dengan pengendali teknis Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq.

Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan berjalan terkoordinasi lintas lembaga dan risiko radiasi bisa dikendalikan secepat mungkin.

Baca Juga: Kasus Udang Beku Indonesia Terkontaminasi Radiasi: Satgas Pastikan Sumber Cs-137 Berasal dari Kawasan Industri Cikande

Bermula dari Limbah Besi yang Tercemar

Hasil penyelidikan Satgas menunjukkan bahwa sumber utama paparan Cs-137 diduga berasal dari pabrik peleburan besi PT Peter Metal Technology (PMT) di kawasan industri tersebut.

Dari lokasi itu, tim menemukan 700 kilogram besi bekas yang sudah terkontaminasi bahan radioaktif.

Staf Ahli Kemenko Pangan, Bara Khrishna Hasibuan, menjelaskan bahwa kontaminasi diduga berasal dari besi impor yang masuk ke rantai pasok industri di Cikande tanpa pemeriksaan radiasi memadai.

Zat radioaktif yang melekat pada besi tersebut kemudian terbawa udara dan menyebar hingga ke fasilitas pengemasan udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) yang berjarak kurang dari dua kilometer dari pabrik.

Dari sinilah muncul dugaan kuat bahwa kontaminasi udara dan debu logam menjadi penyebab masuknya Cs-137 ke dalam rantai pangan, hingga akhirnya terdeteksi dalam produk ekspor.

Dalam upaya pembersihan, Satgas Bidang Mitigasi dan Penanganan Radiasi yang dipimpin oleh Deputi KLH/BPLH Rasio Ridho Sani, menemukan sejumlah material berbahaya di area pabrik.

Setidaknya terdapat 20 drum, 17 jumbo bag, dan 3 pallet berisi material logam dengan kadar radiasi tinggi yang berhasil diamankan ke tempat penyimpanan sementara.

Untuk mencegah kebocoran radiasi, seluruh bahan dipindahkan menggunakan truk khusus yang dilapisi timbal di bagian dinding ruang angkutnya.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Siap Pangkas Anggaran MBG Jika Tak Terserap, Luhut Sebut Dampak Ekonomi Sudah Terlihat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Kemenkes, Promedia

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X