SURATDOKTER.com - Pencapaian terbaru dalam pengembangan vaksin untuk demam Lassa memberikan harapan besar bagi upaya penanggulangan penyakit ini.
Para peneliti dari Texas Biomedical Research Institute, The Scripps Research Institute, dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) berhasil mengembangkan vaksin yang menunjukkan hasil luar biasa dalam uji coba praklinis.
Vaksin ini terbukti melindungi marmut dari dosis virus Lassa yang biasanya mematikan dengan tingkat kemanjuran mencapai 100%.
Vaksin yang dikembangkan ini menggunakan pendekatan vaksinasi hidup yang dilemahkan. Dalam metode ini, virus Lassa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak lagi mampu menyebabkan penyakit, namun tetap cukup mirip dengan virus aslinya untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
Proses modifikasi ini dilakukan dengan mengubah dua segmen utama dalam genom virus, yang memungkinkan vaksin untuk memberikan perlindungan jangka panjang.
Baca Juga: UNICEF Buka Tender Vaksin Mpox atau Cacar Monyet untuk Penuhi Kebutuhan!
Tim peneliti memastikan bahwa virus yang digunakan dalam vaksin ini tidak akan kembali ke bentuk yang dapat menyebabkan penyakit.
Mereka menggunakan teknik pengeditan RNA untuk melemahkan virus tanpa menghilangkan kemampuan vaksin untuk memicu respon imun yang kuat.
Dalam uji coba yang melibatkan 50 ekor marmut, semua yang divaksinasi tetap sehat setelah terpapar virus dalam dosis tinggi, sedangkan kelompok kontrol yang tidak divaksinasi menunjukkan gejala yang parah dan bahkan mati.
Keberhasilan ini menjadi bukti penting bahwa vaksin Lassa hidup yang dilemahkan dapat menjadi solusi efektif untuk mencegah penyakit ini.
Seputar Virus Lassa: Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan
Virus Lassa adalah penyebab demam Lassa, sebuah penyakit yang menyebar melalui kontak dengan hewan pengerat yang terinfeksi, terutama tikus multimammate Afrika Barat.
Penyakit ini ditemukan di beberapa negara di Afrika Barat seperti Sierra Leone, Liberia, Guinea, dan Nigeria.
Baca Juga: Menkes Bersama Bill and Melinda Gates FoundationPantau Produksi Vaksin Polio di Biofarma
Meskipun sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini hanya mengalami gejala ringan, penyakit ini dapat berkembang menjadi sangat serius, dengan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa.
Artikel Terkait
282 Orang Tunawisma Meninggal Karena Penggunaan Obat Fentanil
Begini Kondisi Wanita Ini Setelah 1Bulan Melakukan Operasi Transplantasi dari Organ Babi
Berbeda dengan Durian Lain, Penelitian Ungkap Durian yang Tumbuh di Cina Memiliki Nutrisi yang 'Unik'
Fladiniyah Puluhulawa, Dokter Koas yang Sempat Viral Soal Parkir Kini Berulah dan Aniaya Pegawai Gerai Makanan
Mengenal Gejala Aneurisma Otak Penyebab Kematian Dokter Azmi Fadhlih