3. Merasa memiliki kekuasaan
Anak dengan privilege biasanya memiliki hidup yang mudah, sehingga mereka cenderung merendahkan dan menganggap enteng banyak hal.
Jika perasaan tersebut dibiarkan tumbuh, anak akan merasa mereka memiliki hak untuk mendominasi orang lain. Bullying pun menjadi ajang bagi anak untuk menunjukkan kekuasaan mereka tersebut.
4. Keinginan untuk menjadi populer
Setiap anak pasti memiliki keinginan untuk dikenal dan menjadi populer. Sayangnya tidak semua anak tahu cara menjadi populer yang benar.
Menunjukkan kekuatan dan kekuasaan pun menjadi alternatif, sehingga anak kemudian melakukan kekerasan pada sebayanya agar lebih dikenal dan ditakuti.
5. Merasa iri
Tidak banyak pula anak menjadi pelaku bullying karena merasa iri dengan korban dan harga dirinya tercoreng karena ada anak lain yang lebih “hebat” daripada dirinya.
Awalnya pelaku bullying bisa saja hanya mengancam. Namun jika korban terus melawan, kekerasan mungkin saja akan terjadi karena pelaku merasa harga dirinya diinjak.
Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Menjadi Pelaku Bullying?
Semua orangtua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik. Namun ada saja kalanya apa yang sudah orangtua berikan terlewat begitu saja, sehingga anak berubah menjadi pribadi yang tidak baik.
Baca Juga: Benarkah Praktek Misogini di Korea Selatan Sebabkan Perempuan Enggan Punya Anak?
Ajak anak bicara secara privat dan tegaskan jika apa yang mereka lakukan salah. Lalu, lakukan cara berikut:
1. Tegaskan kesalahan anak
Sekali lagi, tegaskan pada anak jika bullying adalah hal yang salah tak peduli apa pun itu motivnya. Beri anak hukuman yang benar-benar bisa membuat mereka jera tanpa harus melakukan kekerasan pada anak.
2. Ajak anak bicara dari perspektif korban
Anak melakukan berani bullying bisa jadi karena mereka tidak tahu bagaimana perasaan menjadi korban.
Maka dari itu, ajari anak untuk melihat dan merasakan perasaan korban dan orangtuanya. Katakan jika orangtua mana pun akan sedih jika jika anaknya menjadi korban maupun pelaku bullying.
3. Ajari anak untuk menghargai
Ajak anak untuk bicara tentang keberagaman manusia, mulai dari keberagaman agama, ras, sampai status sosial.
Jelaskan pada anak jika setiap manusia memiliki hidup dan takdir masing-masing agar tidak timbul rasa iri yang bisa menyebabkan bullying.
4. Pantau perikau anak
Setelah kasus bullying dan kekerasan anak selesai, bukan berarti peran orangtua selesai begitu saja.
Artikel Terkait
Ramai Di Sosmed Anak Sulung Vincent Rompies Menjadi Pelaku Bullying, Bagaimana Dampak dan Cara Mengatasinya?
Bullying Merusak Moral! Kenali 7 Jenisnya, Salah Satu Diantaranya Sering Dilakukan dalam Kehidupan Sehari-hari
Anak Vincent Rompies Tersandung Kasus Bullying, Ini Cara agar Anak Terhindar dari Mental Pembuli
Banyaknya Kasus Bullying di Pondok Pesantren yang Menewaskan Santri: Ini Penyebab dan Tips Pencegahannya