• Senin, 22 Desember 2025

Benarkah Praktek Misogini di Korea Selatan Sebabkan Perempuan Enggan Punya Anak?

Photo Author
- Jumat, 1 Maret 2024 | 17:45 WIB
Ilustrasi praktek misogini di Korea Selatan (Freepik.com/storyset)
Ilustrasi praktek misogini di Korea Selatan (Freepik.com/storyset)

SURATDOKTER.com - Korea Selatan dikenal dengan kemajuan teknologi dan kebudayaannya ternyata masih menyimpan masalah kesetaraan gender. Praktek misogini di Korea Selatan ini sangat perlu untuk mendapatkan perhatian.

Praktek misogini di Korea Selatan atau sikap merendahkan perempuan, saat ini menjadi sorotan utama masyarakat Korea Selatan.

Bahkan tidak hanya terjadi di dunia nyata, praktek misogini di Korea Selatan juga terjadi di dunia maya seperti media sosial atau platform-patform online lainnya.

Misogini

Misogini adalah suatu keyakinan atau sikap seseorang merendahkan dan membenci perempuan. Misogini berasal dari bahasa Yunani, ‘Misos’ dan ‘Gyne’.

‘Misos’ artinya benci, ‘Gyne’ artinya perempuan. Misogini adalah sikap, tindakan, pandangan diskriminasi, mengejek, atau merendahkan perempuan.

Misogini bisa muncul di dalam hubungan personal, kebijakan sosial atau bahkan dalam budaya atau tren tertentu.

Baca Juga: Dokter Tak Sejahtera: Ribuan Dokter di Korea Selatan Mengundurkan Diri dari Rumah Sakit karena Penambahan Jumlah Mahasiswa Kedokteran

Jika bertanya bagaimana asal usul atau awal mula terjadinya praktek msogini, tentu akan sangat sulit untuk dijawab karenan praktek misogini hampir bisa ditemukan di setiap masa dan di mana saja.

Lalu, apa saja faktor yang melatarbelakangi seseorang melakukan misogini? Berikut beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang melakukan misogini, di antaranya:

1. Konsteks Budaya dan Sejarah

Sejarah dan budaya patrarki yang kuat dapat mengembangkan struktur sosial yang tidak seimbang, sehingga melahirkan berbagai macam kesenjangan atau ketidaksetaraan gender yang bisa berujung pada perilaku misogini.

2. Interpretasi Agama

Tentu kita tidak sedang membahas sudut pandang agama tertentu, melainkan bagaimana seseorang menafsirkan dan memahami pesan-pesan keagamaan dengan cara yang keliru. Sehingga bisa melahirkan pemahaman dan perilaku yang merendahkan perempuan.

3. Pengaruh Sastra dan Seni

Setiap karya sastra ataupun karya seni tentu memiliki makna tersurat dan tersirat. Makna-makna yang disampaikan dalam setiap karya sastra dan karya seni bisa membangun storeotip atau representasi negatif yang merendahkan perempuan.

Dan hal ini bisa sangat mengakar dalam kesadaran masyarakat, tanpa kita sadari.

4. Faktor Sosial-Ekonomi

Kesenjangan sosial dan ekonomi antara laki-laki dan perempuan bisa menjadi awal mula lahirnya praktek misogini dalam masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dewi Wijayanti

Sumber: Pulitzercenter.org, Eastasiaforum.org, Thediplomat.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tips Mengatasi Speech Delay pada Anak

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

10 Hal yang Kamu Warisi Dari Ibumu Secara Genetik

Kamis, 20 Maret 2025 | 18:00 WIB

Terpopuler

X