Ketika perempuan dianggap lebih rendah, dianggap kurang berharga atau memiliki keterbatasan terhadap mengakses berbagai sumber daya, situasi ini dapat melahirkan dan mengembangkan praktek misogini.
5. Pengaruh Pendidikan dan Keluarga
Praktek misogini lahir dari pola pikir seseorang. Pola pikir terbentuk dan diadopsi dari lingkungan sekitar, di mana seseorang dibesarkan dan bagaimana seseorang mempelajari lingkungan sekitarnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Boleh Pakai Sunscreen? Berikut Rekomendasi Physical Sunscreen yang Aman untuk Bumil
Dampak Misogini terhadap Perempuan
Melihat makna dan praktek yang terjadi di Korea Selatan, tentu kita tidak bisa memungkiri adanya dampak yang tidak biasa pada pola pikir dan keputusan perempuan di Korea Selatan.
Meski tidak menjadi satu-satunya alasan yang melatarbelakangi keputusan perempuan enggan punya anak, tidak bisa kita pungkiri bahwa praktek misogini yang terjadi di Korea Selatan cukup disebut sebagai penyumbang besar dari alasan fenomena ini terjadi.
Praktek misogini memiliki dampak psikologis yang signifikan terhadap perempuan, seperti: rasa takut, cemas, stres dan depresi.
Perempuan yang mengalami praktek misogini cenderung memiliki sudut pandang yang skeptis terhadap kehidupan keluarga, mulai dari menjalin hubungan romantis, membangun keluarga, hingga keputusan untuk memiliki anak.
Beberapa perempuan memiliki sudut pandang bahwa membangun keluarga dan memiliki anak dapat mengganggu kehidupan pribadi dan karir yang sudah mereka bangun sejak lama.
Selain itu keputusan memiliki anak di tengah kehidupan yang masih penuh dengan kesenjangan dan lingkungan yang tidak memadai dianggap sebagai keputusan dan tantangan yang besar.
Meskipun saat ini perempuan di Korea Selatan mengalami banyak kemajuan dalam dunia kerja, tapi harapan dan ekspektasi sosial tentang peran perempuan sebagai ibu dan istri juga masih sangat besar.
Praktek misogini semakin memperkuat sudut pandang seharusnya perempuan hanya fokus pada peran tradisional saja.
Hingga akhirnya banyak perempuan di Korea Selatan yang membangun citra diri mampu berdiri sendiri, berdaya di atas kaki sendiri tanpa peran laki-laki dalam kehidupan pribadinya.
Pada akhirnya banyak perempuan di Korea Selatan memilih untuk tidak membangun keluarga dan enggan punya anak.
Dan hal ini menjadi salah satu penyebab terus menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan.***
Artikel Terkait
Strict Parents (Pola Asuh Ketat dalam Keluarga). Berikut Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampaknya bagi Anak
Punya Anak Berkepribadian Introvert? Berikut Pola Asuh yang Baik
Pola Asuh yang Tidak Baik Ternyata Dapat Menyebabkan Anak Mengalami Gangguan Kepribadian, Ini Gejala dan Cara Menanganinya
Bukan cuma Anak-anak, Orang Dewasa juga bisa Cacingan! Mengenal Gajala Cacingan pada Orang Dewasa dan Cara Mencegahnya!
Hari Cuti Ayah Untuk Mengasuh Anak? Apa Manfaatnya Bagi Mental Anak
Tampek Pada Anak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya