• Senin, 22 Desember 2025

Kasus Bullying yang Melibatkan Kekerasan Terjadi Lagi: Apa yang Sebenarnya Menyebabkan Anak Menjadi Pelaku Bullying?

Photo Author
- Jumat, 1 Maret 2024 | 22:12 WIB
Cuplikan video bullying yang dilakukan anak (Twitter/@tanyarlfes)
Cuplikan video bullying yang dilakukan anak (Twitter/@tanyarlfes)

SURATDOKTER.com - Kasus bullying banyak diberitakan di sosial media akhir-akhir ini. Pelakunya pun makin lama semakin muda saja.

Maka dari itu, sebaiknya orangtua perlu tahu apa penyebab anak bisa menjadi tukang bullying agar dapat mengantisipasi masa depan anak mereka.

Mengapa Anak Menjadi Pelaku Bullying?

Kasus bullying yang dilakukan anak terus bertebaran di sosial media. Setelah beberapa waktu lalu sempat beredar berita bullying di pondok pesantren, kini ada kasus bullying baru lagi.

Meski belum jelas kapan dan di mana kejadiannya, kasus bullying yang diangkat oleh akun X (Twitter) @tanyarlfes itu langsung memantik amarah netizen.

Bukan tanpa sebab, karena kasus bullying yang diangkat akun tersebut melibatkan kekerasan fisik.

Berdasarkan pantauan di kolom komentar, kasus bullying yang dilakukan anak perempuan usia sekolahan, pelaku bullying memukul korban dengan cukup keras. Korban yang juga anak perempuan sampai terlihat menangis.

Baca Juga: Viral! Kasus Perselingkuhan Diduga Bersama Anak di Bawah Umur, Kenali Tanda Psikologi Seorang Pedofil

Bukannya berhenti, salah satu pelaku bullying malah memukul kepala korban dengan sangat keras. Hal ini tentunya bisa menyebabkan cedera serius pada kepala korban.

Sekarang ini kasus bullying memang terbilang ekstrim. Jika dulu anak hanya berani mengejek atau mengatai dengan kata-kata kasar, sekarang mereka mulai berani melakukan kekerasan. Tidak hanya laki-laki, anak perempuan pun juga.

Lalu apa yang sebenarnya membuat anak menjadi pelaku bullying? Berikut ini beberapa penyebabnya:

1. Keinginan untuk mendominasi

Beberapa anak menginginkan kekuatan dan kekuasaan untuk menjadi pemimpin di antara mereka, sehingga mereka pun melakukan bullying (kekerasan).

Biasanya nak menginginkan hal ini karena melihat bagaimana orang dewasa dengan kekuatan dan kekuasaan di sekitarnya memiliki kontrol lebih untuk menyuruh orang lain.

2. Pola asuh

Pola asuh yang salah serta lingkungan penuh kekerasan dari orangtua bisa membuat anak menjadi pelaku bullying nantinya.

Maka dari itu, orangtua perlu mengajarkan anak cara mengontrol emosi diri dan cara menghargai orang lain sejak dini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter, Twitter/@tanyakanrl

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X