• Senin, 22 Desember 2025

Dampak Nyamuk Wolbachia: Yogyakarta Tercatat Sebagai Kota dengan Tingkat DBD Terendah Sepanjang Sejarah

Photo Author
- Rabu, 29 November 2023 | 14:00 WIB
Ilustrasi nyamuk wolbachia di Yogyakarta (suratdokter.com)
Ilustrasi nyamuk wolbachia di Yogyakarta (suratdokter.com)



Pada tahun 2016, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memulai program inovatif dengan mengintegrasikan teknologi nyamuk ber-Wolbachia dalam strategi pengendalian DBD.

Saat itu, kasus DBD mencapai angka yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 1.700 kasus.

Namun, melalui kerja keras dan dedikasi, program ini membawa perubahan signifikan.

Pengaruh Teknologi Nyamuk Ber-Wolbachia

Menurut dr. Lana Unwanah, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta, penurunan kasus DBD menjadi nyata sejak program dimulai.

Dengan hanya 67 kasus pada tahun 2023, Kota Yogyakarta mencatat rekor terendahnya.

Penerapan teknologi Wolbachia melibatkan penitipan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di habitat alaminya di lingkungan masyarakat.

Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Kesehatan dan berbagai pemangku kepentingan terkait.

Baca Juga: Penyebaran 60 Ribu Telur Nyamuk Wolbachia di Ujungberung Bandung, Ini Pesan Siti Fadilah Supari untuk Warga Setempat

Pengaruh Lainnya: Selain teknologi Wolbachia, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga menerapkan pendekatan komprehensif dengan memadukan metode 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) dan kegiatan jumantik.

Hal ini menjadi kombinasi efektif untuk memerangi penyebaran nyamuk pembawa virus DBD.

Dampak positif lainnya adalah berkurangnya kebutuhan akan intervensi fisik seperti pengasapan atau fogging.

Dengan penurunan kasus dan tingkat rawat inap, anggaran pemerintah daerah untuk penanganan DBD dapat dialokasikan secara lebih efisien untuk penanganan penyakit lainnya.

Kesimpulan

Implementasi teknologi nyamuk ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta telah membawa perubahan signifikan dalam pengendalian DBD.

Prestasi rekor terendah pada tahun 2023 menunjukkan bahwa inovasi ini berhasil mengurangi beban penyakit dan meningkatkan efisiensi pengelolaan kesehatan.

Kota Yogyakarta, sebagai pionir dalam penggunaan teknologi ini, memberikan contoh inspiratif bagi kota-kota lain di Indonesia dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

Program ini membuktikan bahwa solusi inovatif dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan kesehatan yang serius seperti DBD.

Reaksi warganet di internet juga positif dan mendukung program ini karena adanya bukti dan dampak yang jelas.

Warganet berharap "semoga tidak ada kasus DBD lagi di indonesia dan Yogyakarta sebagai bukti pertama keberhasilan program nyamuk wolbachia ini".***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tia Mardwi

Sumber: Berbagai Sumber, Instagram

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X