• Senin, 22 Desember 2025

Dapat Menekan Kasus DBD, Kemenkes Sebut Nyamuk Wolbachia Bukan Rekayasa Genetik

Photo Author
- Rabu, 22 November 2023 | 18:00 WIB
nyamuk wolbachia bukan rekayasa genetik, melainkan bakteri alami tanpa manipulasi (pixabay.com/@AdinaVoicu )
nyamuk wolbachia bukan rekayasa genetik, melainkan bakteri alami tanpa manipulasi (pixabay.com/@AdinaVoicu )
  • Nyamuk jantan yang mengandung wolbachia kawin dengan nyamuk betina, telur tidak akan menetas.
  • Nyamuk jantan kawin dengan nyamuk betina wolbachia, telur yang menetas mengandung wolbachia.
  • Nyamuk jantan wolbachia kawin dengan nyamuk betina wolbachia, telur mengandung wolbachia.

Baca Juga: Kontroversi Penyebaran Wolbachia di Indonesia, Begini Tanggapan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari

Selain Indonesia, disebutkan ada 13 negara lain yang juga menerapkan teknologi wolbachia untuk menekan kasus DBD, antara lain: Australia, Brazil, Colombia, El Savador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fuji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko.

Sementara Singapura menerapkan teknologi wolbachia dengan menggunakan metode suppression atau penurunan jumlah populasi nyamuk..

Metode ini dilakukan dengan cara menyebar nyamuk jantan wolbachia saja. Jika nyamuk jantan wolbachia tersebut kawin dengan nyamuk betina setempat, telurnya tidak akan menetas.

Sebab itu metode ini akan menurunkan populasi nyamuk. Namun, nyamuk betina di populasi alami masih berkemungkinan menetaskan telur yang mengandung virus dengue.

Tak hanya itu, metode suppression ini harus melakukan pelepasan nyamuk jantan secara terus menerus, agar populasi nyamuk terkontrol.

Hal ini tentu membutuhkan sumber daya yang sangat besar, sedangkan dampaknya hanya sementara.

Nah, demikian informasi mengenai penjelasan Kementerian Kesehatan RI terkait polemik atau pro kontra penyebaran wolbachia di Indonesia. Semoga artikel ini menambah informasi Anda. ***   

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tia Mardwi

Sumber: twitter.com/@KemenkesRI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X