• Senin, 22 Desember 2025

Kontroversi Penyebaran Wolbachia di Indonesia, Begini Tanggapan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari

Photo Author
- Minggu, 19 November 2023 | 22:00 WIB
Siti Fadilah Supari berpendapat mengenai penyebaran wolbachia di Indonesia yang menuai kontoversi (Instagram.com/@siti_fadilah_supari)
Siti Fadilah Supari berpendapat mengenai penyebaran wolbachia di Indonesia yang menuai kontoversi (Instagram.com/@siti_fadilah_supari)

SURATDOKTER.com - Dampak penyebaran wolbachia pada nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan inovasi dicanangkan pemerintah menuai kontroversi.

Berbagai pihak memberikan pendapat tentang dampak penyebaran wolbachia di Indonesia, termasuk mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.

Dampak penyebaran wolbachia dinilai mampu menekan angka penyakit DBD, karena wolbachia mampu membunuh virus Dengue yang terdapat pada nyamuk Aedes Aegypti.

Siti Fadilah Supari justru berpendapat apakah Indonesia membutuhkan inovasi penyebaran wolbachia yang merupakan rekayasa genetik?

Menurutnya, penyebaran wolbachia ini juga akan menyebabkan dampak jangka panjang. Simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui dampak penyebaran wolbachia atau efek tak terduga akibat rekayasa genetik.

Baca Juga: Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Digunakan untuk Mengendalikan Wabah DBD

Tentang Wolbachia

Penyebaran Wolbachia di Indonesia digagas oleh seorang peneliti dari UGM, Yogyakarta yang bekerjasama dengan World Mosquito Program.

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyelipkan bakteri wolbachia ke dalam genetik nyamuk Aedes Aegypti yang kemudian berproses secara alami secara turun temurun.

Penelitian yang dilakukan di Sleman, Bantul, dan Yogyakarta pada tahun 2012-2020 ini menuai hasil yang sangat bagus yaitu menurunkan angka DBD sebesar 77% di lapangan, dan 86% di rumah sakit.

Mengapa Penerapan Wolbachia Dilakukan di Indonesia?

Menurut Siti Fadilah Supari, saat ini tidak ada pelonjakan kasus demam berdarah di Indonesia.

Program preventif  DBD yang dicanangkan Kemenkes menurutnya juga berjalan sangat bagus. Mulai dari PSN (pembersihan sarang nyamuk), 3M (menguras, menutup, mengubur), Jemantik, hingga Abatasi.

Siti Fadilah Supari menekankan jika cara konvensional tersebut lebih efektif dan bisa mengajak masyarakat untuk hidup lebih sehat.

“Nah, mengapa kita harus memanggil nyamuk-nyamuk itu untuk mengendalikan demam berdarah?  Demam berdarah sudah terkendali dengan program konvesional Kemenkes,” ungkap Siti Fadilah Supari dikutip redaksi Suratdokter.com dari media sosial Instagram @siti_fadilah_supari.

Dampak Penyebaran Wolbachia

Siti Fadilah Supari menyoroti penyebaran wolbachia ini merupakan rekayasa genetik secara alami. Sebab itu pasti terjadi perubahan secara evolusi bahkan revolusi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tia Mardwi

Sumber: Instagram/@siti_fadilah_supari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X