SURATDOKTER.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebut nyamuk wolbachia bukan rekayasa genetik setelah terjadinya pro kontra penyebaran wolbachia di beberapa daerah di Indonesia.
Nyamuk wolbachia bukan rekayasa genetik, melainkan bakteri alami yang 60% ada pada serangga dan telah terbukti dapat menghambat perkembangan virus dengue pada nyamuk Aedes aegypti.
Penghambatan ini terjadi karena adanya perebutan makanan antara virus dengue dan bakteri wolbachia. Hal ini bisa menurunkan risiko demam berdarah yang diakibatkan oleh virus dengue.
Nyamuk wolbachia adalah nyamuk yang lahir dari telur yang diberikan bakteri secara alami tanpa manipulasi.
Bakteri wolbachia juga tidak akan menginfeksi manusia atau serangga yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau serangga menjadi sakit. Sebab serangga mempunyai sifat sebagai simbion (tidak berdampak negatif) pada inangnya.
“Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium,” ungkap Peneliti UGM Prof. Dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD yang dikutip redaksi Suratdokter.com dari laman Kemkes.go.id
Penelitian teknologi wolbachia ini telah dilakukan sejak 2011 oleh Word Mosquito Program (WMP) dan bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada di Yogyakarta.
Di Indonesia, penyebaran wolbachia menggunakan metode ‘penggantian’. Metode ini dilakukan dengan melepaskan nyamuk betina dan nyamuk jantan ke populasi alam.
Ini bertujuan agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan nyamuk wolbachia.
Dengan proses tersebut, harapannya seluruh nyamuk di populasi alami mengandung bakteri wolbachia.
Hasil penelitian yang dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2022 terbukti mampu menurunkan angka demam berdarah atau DBD sebesar 77% di lapangan, dan 86% di rumah sakit.
Proses Perkembangbiakan dan Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Untuk memahami proses perkembangbiakan bakteri wolbachia dan penyebaran kepada nyamuk di suatu populasi dari telur, simak penjelasan berikut.
Pada tahap awal, telur nyamuk Aedes aegypti dimasuki bakteri wolbachia. Telur yang menetas menghasilkan nyamuk jantan wolbachia dan nyamuk betina wolbachia.
Kemudian terjadi perkembanganbiakan antara nyamuk wolbachia dengan nyamuk setempat secara alami dengan siklus sebagai berikut:
Artikel Terkait
Langkah Pencegahan Demam Berdarah dengan 3M Plus, Mudah Dipraktikkan
Populasi Penduduk di Dunia Terancam Demam Berdarah, Begini Cara Pencegahannya
Tips Mudah Untuk Mengobati Demam Berdarah Dengan Ekstrak Daun Pepaya
Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Digunakan untuk Mengendalikan Wabah DBD
Demam Akibat Nyamuk Wolbachia, Simak Gejala dan Cara Pencegahannya
Kontroversi Penyebaran Wolbachia di Indonesia, Begini Tanggapan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari