SURATDOKTER.com - Daging ayam dikenal luas sebagai sumber protein hewani yang mudah diolah dan terjangkau.
Namun, di balik teksturnya yang empuk dan rasanya yang gurih, tersimpan pertanyaan besar yang mulai menarik perhatian: apakah ayam yang diberi pakan mengandung antibiotik growth promoter (AGP) aman untuk dikonsumsi? Apakah praktik ini berdampak pada kesehatan jangka panjang manusia?
Baca Juga: Masak Daging Pakai Paracetamol Biar Empuk? Ini Fakta dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Apa Itu Antibiotik Growth Promoter?
Antibiotik growth promoter adalah jenis antibiotik yang ditambahkan ke dalam pakan ternak — termasuk ayam — bukan untuk mengobati penyakit, melainkan untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi.
Dengan penggunaan AGP, ayam bisa tumbuh lebih cepat dalam waktu yang lebih singkat, sehingga menguntungkan dari sisi produksi.
Pada dasarnya, AGP diberikan dalam dosis rendah secara terus-menerus. Tujuannya bukan membunuh bakteri secara langsung, tetapi menciptakan kondisi usus yang mendukung pertumbuhan optimal hewan ternak.
Mengapa Penggunaannya Menjadi Sorotan?
Permasalahan muncul ketika sisa-sisa antibiotik tersebut bertahan dalam jaringan tubuh ayam. Jika hewan dipanen terlalu cepat sebelum masa penarikan (withdrawal time), maka residu antibiotik bisa tetap ada dalam daging atau organ yang kemudian dikonsumsi manusia.
Paparan berkepanjangan terhadap residu antibiotik ini dikhawatirkan dapat menyebabkan beberapa efek negatif bagi tubuh manusia, terutama jika tidak disadari dan terjadi secara terus-menerus dalam pola makan harian.
Potensi Dampak Terhadap Kesehatan Manusia
Salah satu kekhawatiran utama dari konsumsi ayam yang diberi AGP adalah munculnya resistensi antibiotik. Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung residu antibiotik secara berkala, tubuhnya bisa menjadi kurang responsif terhadap pengobatan antibiotik yang sebenarnya dibutuhkan saat sakit.
Kondisi ini dikenal sebagai antimicrobial resistance (AMR), yang membuat bakteri menjadi lebih sulit dikendalikan karena tidak lagi mempan terhadap obat-obatan.