Pada bayi yang terpapar melalui plasenta, merkuri dapat menghambat perkembangan kognitif, motorik halus, dan memori. Bahkan, paparan yang tinggi dapat meningkatkan risiko gangguan seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak.
Tidak hanya itu, merkuri juga dapat merusak organ-organ vital seperti ginjal dan jantung pada bayi. Risiko ini menjadi semakin besar jika ibu tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung merkuri selama masa menyusui, karena zat ini bisa terserap ke dalam ASI.
Langkah-Langkah Pencegahan
Untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi, penting bagi ibu hamil untuk menghindari makanan laut dengan kadar merkuri tinggi.
Sebagai gantinya, konsumsi ikan dengan kadar merkuri rendah seperti salmon, lele, dan ikan nila yang kaya akan asam lemak omega-3 namun tetap aman bagi kehamilan.
Selain itu, ibu hamil perlu memperhatikan sumber makanan laut yang dikonsumsi. Pilih makanan dari perairan yang bersih dan terpercaya untuk mengurangi risiko kontaminasi.
Hindari juga konsumsi makanan mentah atau setengah matang, karena selain merkuri, makanan ini juga berisiko mengandung bakteri dan parasit yang berbahaya.
Makanan yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan memiliki peran besar dalam menentukan kesehatan dan perkembangan bayi.
Selalu konsultasikan pola makan selama kehamilan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat. Ingat, kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas utama!***
Artikel Terkait
Puluhan Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur Pencegah Stunting, BPOM dan Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan
Keluarga Baru Harus Tahu: Strategi Mencegah Stunting Agar Tumbuh Kembang Anak Optimal
Anggaran Pemerintah Dipertanyakan, Dana Stunting dan Revolusi Mental Digunakan untuk Perbaikan Pagar hingga Beli Motor Trail
Cagub Dhama Pongrekun : Daun Katuk Bisa Cegah Stunting
Nutrisi Penting untuk Anak: Cegah Stunting dan Obesitas Sejak Dini