SuratDokter.com-Anda mungkin mengamati dan merasakan perbedaan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini. Meskipun kita semua tahu, Indonesia hanya memiki 2 jenis musim setiap tahunnya yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Namun akhir-akhir ini, cuaca yang berbeda banyak dirasakan masyarakat.Belakangan ini, kondisi musim kemarau justru disertai hujan yang tidak menentu.
Fenomena ini dikenal sebagai kemarau basah, mungkin Anda bertanya-tanya apa itu?
Mengenal Istilah Kemarau Basah
Seperti julukannya istilah kemarau basah adalah peristiwa hujan yang muncul di tengah musim kemarau. Peristiwa ini merupakan salah satu dampak yang dirasakan akibat pemanasan global.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Musim Kemarau Basah, Waspadai Pohon Tumbang
Kejadian ini juga tidak lepas dari pengaruh La Nina, mengutip dari laman climate early warning system, La Nina adalah kondisi anomali cuaca global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin daripada suhu normalnya.
Kondisi tersebut memicu meningkatnya suplai air yang memproses terjadinya hujan. Sehingga, tidak heran apabila intensitas hujan yang terjadi saat ini meningkat di tengah kemarau.
Penyebab Terjadinya Kemarau Basah
Kemarau basah disebabkan karena beberapa hal diantaranya:
- Permukaan laut terutama wilayah Indonesia yang memiliki suhu lebih hangat daripada biasanya.
- Aliran massa udara Australia yang melemah, menghambat pembentukan awan hujan di Indonesia.
- Pengaruh La Nina
- Pengaruh IOD (Indian Ocean Dipole) negatif, yakni fenomena perbedaan suhu permukaan laut antara Laut Arab (bagian barat) dan bagian barat Pulau Sumatera.
Dampak Terjadinya Kemarau Basah
Kemarau basah memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang bisa dirasakan yakni ketersediaan air yang memadai untuk sektor irigasi maupun perairan.
Baca Juga: Waspadai Penyakit yang Sering Muncul saat Kemarau Basah, Ini Daftarnya
Adapun dampak negatif dirasakan para petani terutama yang menanam komoditas kering. Tak hanya karena bisa menyebabkan gagal panen, namun juga kalender musim tanam tahunan tidak dapat diterapkan karena faktor cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Dengan adanya fenomena ini, kondisi suhu dan atmosfer laut penting untuk diawasi, bagi kita semua penting untuk selalu memantau perkembangan informasi iklim dari badan yang berwenang.
***