SURATDOKTER.com - Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang umum digunakan untuk menghancurkan sel kanker dan mencegah pertumbuhan tumor.
Kemoterapi bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker yang berkembang biak dengan cepat. Meskipun memiliki efek samping yang beragam, kemoterapi tetap menjadi pilihan utama dalam penanganan kanker karena efektivitasnya.
Bagaimana Kemoterapi Bekerja?
Sel kanker tumbuh dan berkembang biak secara tidak terkendali, berbeda dengan sel normal yang memiliki siklus hidup tertentu. Kemoterapi menghancurkan sel kanker dengan cara mengganggu proses pembelahan dan pertumbuhan sel tersebut.
Baca Juga: Pakar Mengatakan Menggunakan Kaos Kaki Akan Meningkatkan Kualitas Tidur
Meskipun demikian, obat kemoterapi juga dapat merusak sel sehat yang cepat berkembang, seperti sel di rambut, kulit, dan saluran pencernaan. Inilah sebabnya mengapa efek samping sering terjadi pada pasien kemoterapi.
Dalam penerapannya, dokter onkologi menggunakan kemoterapi dengan beberapa tujuan berbeda, antara lain:
- Terapi Adjuvan: Digunakan setelah operasi atau terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa.
- Terapi Neoadjuvan: Diberikan sebelum operasi atau terapi radiasi guna mengecilkan tumor.
- Terapi Kuratif: Bertujuan menghilangkan kanker sepenuhnya, meskipun kadang dikombinasikan dengan metode lain seperti pembedahan dan radiasi.
- Terapi Paliatif: Bertujuan mengurangi gejala dan mengecilkan tumor pada kanker yang tidak dapat disembuhkan.
Jenis Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan melalui berbagai metode, tergantung pada jenis kanker, lokasi, dan kondisi pasien. Berikut beberapa metode pemberian kemoterapi:
- Intravenous (IV): Obat diberikan melalui infus langsung ke pembuluh darah. Metode ini paling umum digunakan karena penyebaran obat yang cepat ke seluruh tubuh.
- Oral: Pasien mengonsumsi obat dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan. Ini memungkinkan pengobatan dilakukan di rumah dengan pemantauan ketat.
- Injeksi: Obat disuntikkan langsung ke otot atau di bawah kulit.
- Topikal: Obat berbentuk krim atau salep yang dioleskan langsung pada kulit, biasanya untuk kanker kulit.
- Intra-arterial (IA): Obat dimasukkan langsung ke arteri yang mengalirkan darah ke tumor.
- Intracavitary: Obat dimasukkan ke dalam rongga tubuh seperti kandung kemih atau perut.
- Intrathecal: Obat disuntikkan ke dalam cairan tulang belakang, khusus untuk kanker otak atau sumsum tulang belakang.
Prosedur Kemoterapi
Sebelum memulai kemoterapi, dokter melakukan serangkaian tes untuk memastikan pasien siap menjalani pengobatan. Beberapa persiapan yang dilakukan meliputi:
Baca Juga: Studi Terbaru Mengatakan Bahwa Meminum Obat Tidur Bisa Mengurangi Penumpukan Protein Alzheimer
- Pemeriksaan Kesehatan: Melibatkan tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati, serta pemeriksaan jantung dan paru-paru.
- Pemeriksaan Gigi: Dilakukan untuk memastikan tidak ada infeksi yang dapat memperparah kondisi selama terapi.
- Pemasangan Kateter atau Port: Pada beberapa kasus, kateter atau port dipasang pada pembuluh darah besar agar obat bisa diberikan secara langsung tanpa harus selalu disuntik.
Selama proses kemoterapi, pasien akan terus dipantau melalui:
- Tes Darah: Untuk melihat respons tubuh terhadap obat serta memantau efek samping yang mungkin terjadi.
- Pemantauan Efek Samping: Melibatkan pemeriksaan fisik rutin untuk mendeteksi efek samping seperti anemia, infeksi, atau kerusakan organ.
- Nutrisi dan Hidrasi: Pasien dianjurkan menjaga pola makan yang sehat dan memastikan tubuh terhidrasi dengan baik.
Efek Samping Kemoterapi
Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung pada jenis obat dan kondisi pasien. Beberapa efek samping umum meliputi:
- Rambut Rontok: Obat kemo dapat merusak folikel rambut sehingga menyebabkan kerontokan.
- Kelelahan: Pasien sering merasa lemas akibat perubahan pada sel darah merah.
- Mual dan Muntah: Obat-obatan tertentu dapat mengiritasi lambung.
- Gangguan Pencernaan: Dapat berupa diare atau sembelit.
- Neuropati: Kerusakan pada saraf perifer yang menyebabkan kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
- Infeksi: Karena penurunan jumlah sel darah putih, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Manfaat Kemoterapi
Meskipun efek sampingnya cukup berat, kemoterapi tetap menjadi salah satu metode paling efektif dalam mengobati kanker. Beberapa manfaat kemoterapi antara lain:
Baca Juga: Mengenal Gangguan Tidur Sleep Apnea: Penyebab Hingga Penanganannya
1. Menghancurkan Sel Kanker Secara Menyeluruh: Terutama pada kanker yang sudah menyebar ke beberapa organ.