SURATDOKTER.com - Kebakaran hutan yang semakin sering terjadi mengancam kesehatan tidak hanya bagi mereka yang tinggal dekat dengan lokasi kebakaran, tetapi juga orang-orang yang berada jauh dari titik api.
Asap kebakaran hutan yang tebal dapat menyebar hingga ke tempat-tempat yang jauh, membawa dampak negatif bagi kesehatan.
Penelitian menunjukkan bahwa salah satu komponen berbahaya dalam asap kebakaran hutan adalah partikel halus, terutama PM 2.5, yang dapat menembus jauh ke dalam tubuh dan memengaruhi berbagai aspek kesehatan.
Partikel-partikel halus ini sangat berbahaya karena dapat masuk ke paru-paru dan aliran darah, menyebabkan peradangan yang lebih luas.
Baca Juga: Asap Rokok Akibatkan Depresi bagi Perokok Pasif, Bagaimana Bisa?
Dampak kesehatan jangka pendek yang sering dirasakan meliputi batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, serta gangguan pada mata dan hidung.
Namun, efeknya tidak hanya terbatas pada masalah pernapasan. Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan asap kebakaran hutan dalam waktu lama dapat mengganggu kesehatan kognitif dan bahkan meningkatkan risiko penyakit serius lainnya.
Paparan asap kebakaran hutan dapat memperburuk kondisi kesehatan bagi mereka yang sudah memiliki penyakit pernapasan seperti asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).
Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan ke ruang gawat darurat akibat serangan asma dan masalah jantung selama musim kebakaran. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak kesehatan fisik dari asap kebakaran.
Namun, bahaya asap kebakaran hutan tidak berhenti pada masalah pernapasan. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa paparan terhadap polusi udara dari asap kebakaran hutan dapat berkontribusi pada penurunan fungsi otak dan meningkatkan risiko demensia.
Baca Juga: Pernah Gagap Saat Kecil, Jadi Gejala yang Diabaikan Bruce Willis Hingga Akhirnya Alami Dementia
Sebuah studi yang dilakukan di California menunjukkan bahwa bagi orang yang terpapar partikel halus dalam jangka panjang, kemungkinan terkena demensia meningkat hingga 21% untuk setiap tambahan mikrogram partikel PM 2.5 yang terhirup selama tiga tahun.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa partikel-partikel halus dalam asap kebakaran hutan dapat melewati penghalang darah-otak dan menyebabkan peradangan di sistem saraf pusat.
Proses ini dapat merusak kemampuan otak dalam hal memori, belajar, dan pengambilan keputusan. Bahkan, dalam beberapa kasus, paparan ini dapat memperburuk gangguan kognitif pada orang yang sudah lanjut usia.