SURATDOKTER.COM - Sel-sel otak membutuhkan pasokan darah segar yang membawa oksigen dan nutrisi secara konstan agar tetap hidup.
Jika darah tidak dapat mencapai sel-sel ini, sel-sel tersebut akan mati dengan cepat. Jadi, seseorang bisa saja mengalami kerusakan otak.
Stroke dapat menyebabkan kecacatan karena sel-sel otak yang mati tidak dapat lagi mengirimkan sinyal ke beberapa bagian tubuh untuk mengontrol gerakan, sensasi. dan kemampuan lainnya.
Baca Juga: Waspada! Mata Kabur dan Badan Mati Rasa Ketika Bangun Pagi Bisa Jadi Gejala Stroke
Misalnya, jika sel-sel di area otak yang mengontrol bicara mati, seseorang mungkin mengalami masalah dengan hal tersebut. Beberapa stroke dapat menyebabkan masalah memori.
Jenis Stroke yang Umum
Hingga 85 persen stroke bersifat iskemik (akibat pembekuan darah). Sebagian besar lainnya menderita hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah).
Stroke Iskemik
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum terjadi. Jenis stroke ini terjadi jika pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah (trombus) atau timbunan lemak (plak). Ada beberapa jenis stroke ini.
Baca Juga: Bedah 7 Mitos Seputar Kesehatan Mental yang Banyak Dipercaya Orang
Stroke Trombotik
Penggumpalan darah menyebabkan stroke trombotik. Gumpalan terbentuk di sepanjang dinding pembuluh darah atau karena penyumbatan timbunan lemak. Gumpalan tersebut kemudian berpindah ke otak.
Stroke Emboli / Embolisme Serebral
Stroke emboli (emboli otak) terjadi ketika gumpalan (embolus) dari bagian tubuh lain masuk ke otak dan menyumbat pembuluh darah di sana.
Serangan Iskemik Sementara (TIA)
Ini adalah stroke “mini” yang hilang dengan cepat karena bekuan darah pecah. Gejalanya bisa berlangsung hingga dua jam. Karena penyumbatannya hilang dengan cepat, sel-sel otak umumnya tidak mati. Cacat permanen tidak mungkin terjadi.
TIA sering kali merupakan tanda peringatan terjadinya stroke iskemik besar dalam waktu dekat. Evaluasi medis yang cepat dan menyeluruh diperlukan.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Anda Harus Berhenti Membawa Ponsel ke Toilet
Stroke Hemoragik
Jenis stroke ini terjadi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke bagian otak mengalami pendarahan (pecah atau pecah). Hal ini memungkinkan darah bocor ke otak. Stroke hemoragik jauh lebih jarang terjadi dibandingkan stroke iskemik.
Stroke Hemoragik Intraserebral
Pada stroke jenis ini, darah dari pembuluh darah yang pecah bocor ke otak dan merusak sel-sel otak.
Stroke Hemoragik Subaraknoid
Jenis stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di dekat permukaan otak pecah sehingga menyebabkan darah terkumpul di antara tengkorak dan permukaan otak. Hal ini menyebabkan iritasi pada lapisan otak dan bisa sangat menyakitkan.
Baca Juga: Dilarikan ke UGD Karena Paru-parunya Kolaps, Wanita Ini Hampir Meninggal Secara Tragis
Stroke adalah penyebab kematian paling umum ketiga di Amerika Serikat. Hampir 800.000 orang menderita stroke setiap tahunnya di Amerika Serikat dan terdapat hampir 7 juta orang yang selamat dari stroke.
Sekitar 140.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat stroke dan tingkat stroke bervariasi.
Pria yang lebih tua cenderung lebih banyak terkena stroke dibandingkan wanita yang lebih tua.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Hoarding Disorder : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Hingga 30 persen orang yang menderita stroke meninggal. Wanita yang lebih tua lebih mungkin meninggal akibat stroke dibandingkan pria yang lebih tua.
Orang kulit berwarna umumnya memiliki risiko lebih besar terkena stroke dibandingkan orang kulit putih Amerika.
Risiko terkena stroke ringan meningkat seiring bertambahnya usia. Hingga 40 persen dari semua orang yang mengidapnya akan mengalami stroke total di kemudian hari.
Baca Juga: Menggali Kehidupan Night Owl dan Dampaknya yang Menarik
Hingga 15 persen stroke disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Penyakit ini menyumbang 30 persen kematian akibat stroke setiap tahunnya. ***