Pelajari Fakta dan Perbedaan Donor Golongan Darah O Positif dan O Negatif!

suratdokter.com - Sejak masa sekolah, kita telah diajarkan bahwa golongan darah O adalah golongan darah yang dapat menjadi donor universal.

Donor universal mengacu pada kemampuan golongan darah O untuk menyumbangkan darahnya kepada golongan darah A, B, dan AB, serta kepada golongan darah O itu sendiri.

Oleh karena itu, golongan darah O dapat dikatakan sangat penting dalam menjaga pasokan darah.

Selain itu, golongan darah O juga dibagi menjadi golongan darah O positif dan negatif, sama seperti golongan darah A, B, dan AB.

Penanda positif dan negatif tersebut ditentukan oleh keberadaan antigen Rh yang terikat pada sel darah merahnya.

Seseorang dengan golongan darah O positif berarti tidak memiliki antigen dalam sel darah merahnya, memiliki antibodi anti A dan anti B dalam plasma darahnya, tetapi memiliki faktor Rhesus pada sel darah merahnya.

Baca Juga: Denda yang Dibayarkan Ketika Menunggak Iuran BPJS Kesehatan, Berikut Penjelasannya!

Di sisi lain, seseorang dengan golongan darah O negatif berarti tidak memiliki antigen dalam sel darah merahnya, memiliki antibodi anti A dan anti B dalam plasma darahnya, dan tidak memiliki faktor Rhesus pada sel darah merahnya.

Menurut teori, seseorang dengan golongan darah O positif dapat menerima darah dari golongan O positif atau negatif.

Sementara itu, individu dengan golongan darah O negatif hanya dapat menerima darah dari golongan O negatif.

Namun, proses transfusi darah merupakan suatu prosedur yang rumit sehingga diperlukan pemeriksaan crossmatch tambahan untuk menentukan apakah darah tersebut dapat diterima oleh tubuh atau tidak.

Baca Juga: Apa yang Menyebabkan Golongan Darah Anak dan Orang Tua Berbeda?  Berikut Penjelasannya!

Ternyata, terdapat perbedaan dalam penerimaan darah dari donor dengan golongan darah O positif dan O negatif. Berikut adalah beberapa fakta yang telah dikumpulkan oleh JawaPos.com:

Golongan Darah O+

Golongan darah O positif merupakan yang paling umum ditemui, dengan sekitar 38 persen dari populasi dunia diyakini memiliki golongan darah tersebut.