Bagaimana Seseorang Bisa Memiliki Golden Blood Type? Ini Penjelasannya

SURATDOKTER.com – Istilah Golden Blood Type dalam dunia kesehatan menjadi kelompok golongan darah yang langka dan misterius.

Keunikan golongan darah ini menarik karena karateristiknya yang unik diantara jenis golongan darah yang lain.

Golden Blood Type dikenal sebagai Rh-null (Rhesus null) diperkirakan hanya ada pada kurang dari 50 individu di seluruh dunia. Rh Null pertama kali ditemukan pada Suku Aborigin, Australia.

Golden Blood atau golongan darah emas atau Rh-null adalah golongan darah yang tidak memiliki kandungan antigen Rh di dalam sel darah merahnya.

Baca Juga: Ternyata Golongan Darah Bisa Mempengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh Loh, Simak Penjelasannya di Sini!

Para ahli menduga golongan darah ini adalah hasil mutasi dari genetik yang terjadi pada gen RHAG. Mutasi ini bisa dikaitkan dengan penyakit stomatositosis herediter.

Stomatositosis herediter merupakan kelainan darah yang membuat penderitanya anemia hemolitik, baik jangka panjang dan jangka pendek.

Pemilik Golden Blood bisa mengalaminya sejak lahir.

Anemia Hemolitik adalah kerusakan sel darah merah yang hancur atau mati dan menyebabkan kadar hemoglobin menjadi lebih rendah.

Penderitanya bisa menjadi terlihat pucat serta kelelahan, sering merasa pusing, dan mengalami perubahan warna pada area kulit, mata dan mulut menjadi kekuningan.

Penyebab Seseorang Memiliki Golden Blood

Adapun beberapa penyebab seseorang bisa memiliki “Golden Blood” yaitu :

• Perkawinan sedarah: Pernikahan antar sepupu, kakak beradik, atau siapapun yang merupakan kerabat dekat atau jauh.

• Gen Autosomal: Gen Abnormal yang memiliki sifat penyakit, yang diturunkan melalui keluarga.

• Penghapusan atau perubahan total pada gen tertentu.
• Seleksi Alam

Meskipun golden blood tergolong sebagai golongan darah yang langka, kemungkinan adanya seleksi alami yang mendukung kelangsungan hidup individu dengan jenis ini.

Dalam kondisi tertentu, kekurangan antigen Rh dapat memberikan keuntungan kepada evolusioner, seperti kekebalan terhadap infeksi yang terjadi.

Namun hal ini juga membutuhkan penelitian lebih lanjut tentang adanya kemungkinan seleksi alam.