1. Kuretase / kuret
Dokter akan membersihkan rahim melalui vagina dengan alat khusus dan pasien dibius secara total. Langkah ini diambil jika pasien masih menginginkan untuk berencana hamil kedepannya.
2. Histerektomi atau pengangkatan rahim
Kondisi ini akan dilakukan untuk pasien dengan kondisi beresiko tinggi dan tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.
3. Pemantauan HCG
Setelah melakukan kuret, pasien akan menjalani pemulihan. Dokter akan memantau kadar HCG kondisi rahim dalam 6 bulan kedepan untuk mengetahui apakah pasien sudah siap untuk kembali hamil.
Hamil anggur juga beresiko menyebabkan komplikasi seperti:
- Kadar Human Crorionic Gonadotropin (HGC) tetap tingggi, meskipun telah dilakuak kuretase atau pengangkatan jaringan kista.
- Choriocarcinoma, adalah kondisi GTN yang sudah berkembang menjadi kanker. Resiko ini sering terjadi pada pengidap hamil anggur parsial.
- Hamil anggur kembali terulang.
Pencegahan Hamil Anggur
Ketidakseimbangan kromosom menjadi faktor utama penyebab terjadinya hamil anggur, itulah sebabnya kondisi ini sulit untuk dicegah. Namun wanita dengan riwayat pernah mengalami keguguran sebaiknya dapat lebih berhati-hati saat kembali berencana hamil. Setidaknya melakukan penundaan sekitar enam bulan hingga satu tahun dan melakukan pemeriksaan atau konsultasi rutin ke dokter kandungan. ***
Artikel Terkait
Apakah Air dalam Kemasan Aman Untuk Ibu Hamil? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Obat Batuk yang Tidak Cocok untuk Ibu Hamil, Simak Cara Mengobati Secara Alami
Mitos Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Nanas. Berikut Penjelasannya