SURATDOKTER.com -Kabar meninggalnya Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe pada Selasa, 26 Desember 2023 memicu kontroversi. Pasalnya, Lukas Enembe merupakan terpidana kasus suap dan gratifikasi senilai 19,6 miliar rupiah serta masih menjalani proses hukum atas kasusnya tersebut. Lukas Enembe meninggal akibat gagal ginjal dan sempat 15 kali cuci darah. Cuci darah memang menjadi salah satu terapi pengganti bagi pasien gagal ginjal. Lalu, adakah efek sampingnya?
Cuci darah atau dalam istilah medis disebut dialisis terbagi menjadi dua jenis, yakni hemodialisis dan dialisis peritoneal. Efek sampingnya pun bergantung pada metode cuci darah yang digunakan. Pada umumnya, efek samping cuci darah adalah rasa lelah berkelanjutan.
Efek Samping Hemodialisis
Cuci darah metode hemodialisis hanya dapat dilaksanakan di rumah sakit hingga tiga kali dalam satu minggu. Efek samping dari cuci darah metode ini adalah:
1. Tekanan darah menurun atau naik
Efek samping yang paling sering dijumpai dari hemodialisis adalah menurunnya tekanan darah, terutama jika pasien juga menderita diabetes. Gejala lain yang mungkin timbul yakni sesak napas, kram perut, kram otot, mual atau muntah.
Sebaliknya, tekanan darah juga bisa mengalami lonjakan, terutama bila pasien adalah seorang penderita penyakit ginjal disertai riwayat hipertensi yang masih mengonsumsi garam atau air berlebihan.
2. Mual dan Muntah
Salah satu penyebab mual dan muntah adalah uremia, yaitu penumpukan racun dalam darah akibat gagal ginjal. Selain itu, seperti telah disebutkan pada poin sebelumnya, mual dan muntah juga dapat terjadi akibat turunnya tekanan darah dikarenakan metode cuci darah.
3. Haus
Efek samping cuci darah dengan metode hemodialisis dapat mengakibatkan cairan tubuh menurun. Apalagi, pasien gagal ginjal harus membatasi asupan cairan agar tidak menyebabkan hipertensi, merusak jantung, dan pembengkakan. Hal ini tentunya menyebabkan haus dan mulut kering.
4. Anemia
Anemia atau kondisi yang sering disebut dengan kurang darah, merupakan salah satu efek samping yang cukup umum dijumpai. Kondisi ini berkaitan dengan pengaruh dari penyakit ginjal itu sendiri maupun tindakan cuci darah.
5. Kulit Gatal
Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, efek samping hemodialisis ini adalah menguras cairan tubuh pasien. Hal ini menyebabkan kulit menjadi kering sehingga timbul rasa gatal.
Tidak hanya itu, hemodialisis juga meningkatkan kadar fosfor dalam darah. Fosfor dapat mengikat kalsium sehingga menyebabkan kulit gatal. Untuk meringankan gejala kulit gatal, pasien mungkin perlu menjalani pola makan khusus dan mengonsumsi pengikat fosfor sesuai dengan anjuran dokter.
Baca Juga: Kenali dan Cegah Gagal Ginjal Penyebab Kematian Lukas Enembe Sang Politikus Papua
6. Kram Otot
Kram dapat dapat saja terjadi selama menjalani cuci darah hemodialisis, walaupun penyebabnya tidak begitu jelas. Risiko cuci darah ini diduga muncul karena otot bereaksi ketika tubuh kekurangan cairan dan ketidakseimbangan mineral elektronik.
Pemberian kompres hangat di area tersebut bisa dilakukan untuk membantu melancarkan sirkulasi darah dan meredam kram otot yang dirasakan. Jika kram otot diketahui terjadi karena kelebihan fosfat dan kekurangan kalsium, dokter dapat memberikan kalsium asetat untuk memperbaiki kadar mineral tersebut.
7. Sepsis
Efek samping cuci darah metode hemodialisis juga lebih rentan terkena sepsis atau infeksi darah. Hal ini dikarenakan bakteri masuk ke dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh. Sepsis cukup berbahaya karena dapat menimbulkan kegagalan berbagai organ tubuh. Gejala yang perlu diwaspadai, yakni demam dan pusing. Jika tubuh terasa demam, segera telepon petugas kesehatan sesegera mungkin.
Artikel Terkait
Selain Bisa Menurunkan Risiko Diabetes, Ada Banyak Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula!
Mantan Gubernur Papua: Lukas Enembe Meninggal Dunia Alami Hipertensi, Simak Penyebab dan Gejalanya
Bantu Tangkal Superbug, AI Bantu Ilmuwan Kembangkan Jenis Antibiotik Terbaru