• Senin, 22 Desember 2025

Kisah Inspiratif: Memiliki Keterbatasan Fisik Hingga Sering Dibully, Fatia Nur Azzahra Bangkit Tunjukan Prestasi dan Menjadi Polwan

Photo Author
- Senin, 30 September 2024 | 22:43 WIB
Fatia Nur Azzahra: sejarah baru kepolisian
Fatia Nur Azzahra: sejarah baru kepolisian

SURATDOKTER.com - Fatia Nur Azzahra (22), seorang perempuan tunadaksa, kini mencatatkan prestasi luar biasa dengan berhasil menjadi siswa di Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) RI. 

Terlahir dengan keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat Fatia. Dengan tekad bulat, ia berhasil menaklukkan berbagai tahapan seleksi Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas dan dinyatakan lolos pada Tahun Anggaran 2024

Memiliki Keterbatasan Fisik, Fatia Sering Dibully Waktu Kecil

Sejak kecil, Fatia sering menghadapi perundungan dari teman-temannya karena keterbatasan fisiknya. Ia bercerita bahwa saat di sekolah dasar, ia pernah dibully karena tidak bisa bermain voli seperti teman-temannya.

Baca Juga: Miris IRT Lita Gizelle Kena KDRT di Tempat Umum: Melapor Pada Polisi Namun Malah Jadi Terlapor

Meski sedih dan hanya bisa menangis, dukungan dari orang tuanya menjadi sumber kekuatan baginya untuk terus maju.

Orang tuanya selalu menanamkan semangat pada Fatia bahwa ia adalah anak yang istimewa dan tidak boleh merasa minder.

Mereka mengajarkan Fatia untuk berani menghadapi segala rintangan dengan penuh percaya diri, termasuk mengatasi perasaan kurang percaya diri akibat perundungan.

Proses Hingga Kini Fatia Menjadi Polwan

Dorongan kuat dari orang tuanya, terutama ayahnya, membantu Fatia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak takut merantau.

Ayahnya sering mengajak Fatia bermain olahraga di rumah, meskipun ia memiliki keterbatasan fisik.

Baca Juga: Kisah Penjahat Sadis Esteban Caprio, Menusuk Punggung Nenek Tua dan Menembak Wajah Polisi: Dia Kena Skizofrenia!

Hal ini mengajarkan Fatia untuk selalu mencoba dan tidak menyerah. Ayahnya juga memberikan nasihat tentang pentingnya merantau untuk mengembangkan diri.

Ketika lulus SMA, Fatia merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Indonesia (UII) dengan jurusan Psikologi.

Meski hidup sebagai seorang difabel, Fatia berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan prestasi cumlaude, meraih IPK 3,56 dalam waktu 3 tahun 8 bulan.

Prestasi akademis ini semakin memperkuat keyakinannya bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fajar Feb

Sumber: Instagram, Detik

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X