Penyakit ini disebabkan oleh menyatunya sel darah merah bayi dengan antigen ibu, yang menyebabkan anemia.
Jantung bayi harus bekerja lebih keras untuk memindahkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh karena tidak ada sel darah merah pembawa hemoglobin yang cukup.
Stres dapat menyebabkan gagal jantung. Pecah sel darah merah yang berlebihan menyebabkan bilirubin yang berlebihan pula, itu menjadi penyebab awal penyakit kuning.
Kadar bilirubin yang tinggi akan menyebabkan kerusakan otak bayi.
Cara Mengatasinya
1. Menghindari pernikahan antara wanita Rh (-) dengan pria Rh (+)
Jika pernikahan sudah terjadi, maka dokter harus memeriksa janin untuk melihat apakah janin yang dikandungnya memiliki rhesus positif atau negatif untuk mengetahui tanda-tanda anemia hemolitik.
Wanita Rh (-) harus diobati dengan imunoglobulin Rh pada bulan ke-7 dan 3 hari setelah melahirkan.
Imunoglobulin Rh mengandung antibodi Rh, sehingga adanya Rh (+) janin tidak akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh Ibu.
Baca Juga: Benarkah Makanan dan Minuman yang Mengandung Kafein Berbahaya bagi Anak? Simak Dampaknya!
2. Pengobatan anemia hemolitik pada bayi
Pada kasus ringan dengan pemberian eritropoietin atau suplemen zat besi. Sedangkan pada kasus berat diobati dengan transfusi darah melalui tali pusar atau pengiriman dipercepat.
Sangat penting untuk mengurangi kadar bilirubin darah dengan menggunakan sinar lampu khusus untuk menghindari kerusakan otak akibat kadar bilirubin yang tinggi.
Itulah alasan mengapa pernikahan golongan darah rhesus positif dengan negatif bisa dianggap berbahaya. ***
Artikel Terkait
Mengenal Sistem Rhesus pada Golongan Darah, Berikut Perbedaanya!
Risiko yang Mungkin Terjadi dari Pernikahan Beda Rhesus Darah
Aturan Transfusi Darah Berdasarkan Sistem Golongan Darah ABO dan Rhesus, Yuk Simak Selengkapnya!
Berkenalan Dengan Golongan Darah Rhesus, Apa Yang Menjadikan Penggolongannya Berbeda?
Mengenal Inkompatibilitas Rhesus, Gejala dan Cara Mencegahnya