• Senin, 22 Desember 2025

Dikenal Sebagai Pulau Dewata, Bali Punya Tradisi Megibung untuk Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

Photo Author
- Sabtu, 24 Februari 2024 | 22:22 WIB
Tradisi megibung di Bali untuk menyambut bulan suci Ramadhan (Instagram.com/@thefoodchapter)
Tradisi megibung di Bali untuk menyambut bulan suci Ramadhan (Instagram.com/@thefoodchapter)

SURATDOKTER.com - Bali atau yang dikenal juga dengan pulai dewata ini tidak hanya terkenal karena keindahan alam yang menakjubkan tapi juga terkenal karena kekayaan budaya dan tradisinya.

Salah satu tradisi yang unik dan menarik adalah tradisi megibung yang dilakukan setiap menjelang Ramadhan padahal mayoritas penduduk pulai Bali beragam Hindu.

Selama menjelang Ramadhan, masyarakat Bali tanpa memandang agama bersama-sama merayakan megibung. Biasanya, persiapan tradisi megibung dilakukan jauh-jauh hari.

Tradisi megibung ini banyak dilakukan di Bali wilayah Kabupaten Karangasem, sehinga beberapa orang menyebutnya dengan tradisi megibung Karangasem.

Sejarah dan Makna Megibung

Megibung artinya makan bersama. Tradisi ini dikenalkan pertama kali oleh Raja Karangasem ke VII yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem pada tahun 1692 Masehi.

Pada saat itu, Karangasem sedang melancarkan ekspedisi untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Lombok.

Ketika beristirahat, raja menganjurkan para prajurit untuk makan bersama dalam posisi bersila dan duduk melingkar yang kemudian kebiasaan tersebut diadaptasi ke dalam tradisi megibung.

Baca Juga: 10 Tradisi Unik Sambut Ramadhan, Salah Satunya Jadikan Rempah Sebagai Masker Wajah di Gorontalo

Tradisi megibung dimulai dari proses memasak bersama, menu yang dimasak merupakan menu-menu tradisional khas Bali mulai dari nasi hingga lauknya.

Setelah proses masak selesai, makanan tersebut disiapkan ke dalam wadah nampan yang sudah dilapisi daun pisang. Kemudian dimakan bersama-sama, duduk melingkar dengan posisi bersila. 

Ada istilah lain dari megibung, yaitu ‘Sele’. Sele artinya orang yang bergabung atau duduk bersama untuk merayakan tradisi megibung dan menikmati hidangan di dalam satu kelompok lingkaran. 

Dalam satu kelompok tersebut harus ada satu orang yang bertugas menyiapkan hidangan. Cara menyajikannya harus dimulai dari kekomoh dan urab, kemudian lawar, daging dan yang terakhir adalah balah.

Baca Juga: Alasan Mengapa Sahur Penting dan Tips Agar Puasa Tetap Lancar

Etika yang Harus Diperhatikan

Tradisi megibung tidak memandang status sosial dan kasta, ini peraturan yang sudah diwariskan turun temurun sejak tradisi megibung dikenalkan pertama kali.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dewi Wijayanti

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tips Mengatasi Speech Delay pada Anak

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

10 Hal yang Kamu Warisi Dari Ibumu Secara Genetik

Kamis, 20 Maret 2025 | 18:00 WIB

Terpopuler

X