Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan ADHD dan Autisme, Orang Tua Wajib Tahu!

Hal ini dilakukan karena penyandang autisme lebih merespon komunikasi visual daripada kata-kata.

• Mengelola waktu dan tugas.

Anak dengan ADHD memerlukan manajemen waktu yang tertata.

Orang tua bisa menggunakan alarm atau jadwal kegiatan yang harus dipatuhi agar mereka tetap fokus.

Anak autisme mungkin membutuhkan bantuan untuk melakukan tugas besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih teratur.

Jangan lupa untuk memberikan reward atau hadiah sebagai bentuk apresiasi setelah mereka berhasil menyelesaikan tugas.

• Pertimbangkan homeschooling untuk mengembangkan potensi bakat terpendamnya.

Proses belajar dari rumah dapat membantu anak lebih nyaman dan bebas gangguan saat belajar.

Untuk anak autis dukung, arahkan dan terus dampingi mereka untuk mengembangkan keterampilan atau minat lain yang mereka sukai.

• Keterampilan sosial dan komunikasi.

Orang tua bisa mengajarkan keterampilan sosial pada anak ADHD dengan cara bermain peran dan diskusi terarah.

Semenrara untuk penyandang autis, ajari anak untuk fokus mengenali ekspresi wajah, isyarat tubuh dan penggunaan kata-kata dalam lingkup sosial.

• Hindari sikap overprotektif untuk memicu perilaku anak tidak Mandiri dan bergantung pada orang tua ketika menghadapi masalah.

Baca Juga: Sering Dipandang Sebelah Mata, ini Stereotip Stay at Home Dad yang Sering Muncul di Indonesia

• Minta bantuan tenaga profesional.

Dapatkan dukungan dari terapis atau psikolog untuk membantu mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan anak.

Serta membantu anak mengubah dan mengelola perilakunya menjadi lebih baik.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai perbedaan ADHD dan autisme, semoga bermanfaat untuk para orang tua dalam mengasuh keduanya. ***