5. Gunakan Cermin dan Timer
Ajak anak menyikat gigi sambil bercermin agar ia bisa melihat apa yang sedang dilakukan. Gunakan timer lucu atau nyalakan lagu berdurasi 2 menit agar ia tahu berapa lama harus menyikat gigi. Ini akan membantu membentuk kebiasaan menyikat gigi yang cukup lama dan merata ke semua sisi gigi.
6. Hindari Nada Mengancam
Anak akan merasa takut atau cemas jika orang tua terlalu sering mengancam, misalnya dengan kata-kata seperti “nanti gigimu ompong kalau nggak sikat gigi!”. Gunakan pendekatan lembut dan penjelasan sederhana tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi agar anak lebih paham dan bersedia bekerja sama.
7. Jadilah Contoh yang Baik
Anak belajar dari apa yang dilihat, bukan hanya dari yang diajarkan. Orang tua yang rajin menyikat gigi dan menunjukkan bahwa kegiatan ini penting akan memberi contoh positif. Cobalah menyikat gigi bersama-sama setiap pagi dan malam agar anak merasa lebih terlibat dan senang.
Menjaga gigi anak tetap sehat bukan tugas satu malam. Dibutuhkan kesabaran, kreativitas, dan konsistensi dari orang tua.
Namun saat hal ini dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan, anak tidak hanya terhindar dari gigi berlubang, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang sadar akan pentingnya kebersihan diri.
Ingatlah apapun kebiasaan baik yang ditanamkan ketika umur masih dini, kelak akan terbawa hingga dewasa. Jadikan momen menyikat gigi sebagai waktu yang menyenangkan dan penuh kasih sayang, bukan hanya sebagai rutinitas wajib.***