SURATDOKTER.COM - Perawatan ultrasonografi terfokus intensitas tinggi (HIFU) adalah perawatan baru bagi orang-orang yang menjalani prosedur non-invasif untuk mengencangkan kulit.
Jika mitos tentang pengobatan HIFU menghalangi Anda untuk menjalani pengobatan, mari kita hilangkan beberapa mitos tersebut.
Ultrasound Berfokus Intensitas Tinggi (HIFU) adalah terapi medis non-invasif yang menyalurkan gelombang ultrasonik terfokus ke kulit, yang mengarah pada pembentukan zona koagulasi mikro yang ditargetkan.
Baca Juga: Terlalu Banyak Mengkonsumsi Vitamin C: Baik Atau Burukkah Bagi Anda?
Hal ini menyebabkan remodeling kolagen yang mengakibatkan pengencangan kulit.
Meskipun teknologi ini sangat menjanjikan, ada beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar prosedur ini.
Sudah waktunya kita menghilangkan prasangka mitos-mitos ini dan memahami potensi sebenarnya dari pengobatan HIFU.
Mitos tentang pengobatan HIFU
Mitos 1: HIFU dimaksudkan untuk tujuan kosmetik saja
Fakta: Meskipun teknologi ini semakin populer untuk keperluan kosmetik karena kemampuannya dalam meremajakan dan mengencangkan kulit, teknologi ini memiliki penerapan yang lebih luas yang melampaui estetika.
HIFU telah berhasil digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi seperti fibroid rahim, tumor hati, kanker prostat, dan metastasis tulang. Selain itu, ia juga menawarkan alternatif non-invasif dibandingkan terapi radiasi atau pembedahan tradisional.
Baca Juga: Lemak Visceral Ternyata Berbahaya! Ini 5 Alasan Mengapa Anda Harus Menyingkirkannya Dari Tubuh
Mitos 2: Hasil instan terlihat dengan perawatan HIFU
Fakta : Meskipun HIFU efektif dan menawarkan hasil yang baik, ekspektasi harus realistis. Bagi sebagian orang, hasilnya mungkin terlihat lebih cepat, bagi sebagian lainnya mungkin memerlukan waktu beberapa saat untuk terlihat.
Tubuh memerlukan waktu untuk merespons dan merangsang produksi kolagen serta memulai penyembuhan alami. Selama jangka waktu beberapa minggu hingga bulan, perbaikan bertahap dapat diharapkan.
Mitos 3: Perawatan HIFU menyebabkan rasa sakit
Fakta: Sejauh ini, ini adalah salah satu mitos terbesar. Bertentangan dengan anggapan umum, HIFU tidak menimbulkan rasa sakit dan menyalurkan gelombang ultrasonik yang terfokus jauh ke dalam jaringan sasaran tanpa menimbulkan ketidaknyamanan besar pada pasien.
Meskipun beberapa orang mungkin merasakan sensasi ringan selama pengobatan HIFU, hal ini biasanya dapat ditoleransi dengan baik tanpa memerlukan anestesi atau sedasi.
Baca Juga: Dapatkan Kulit Bercahaya Dengan Espresso: Ketahui Manfaat Kopi dan Cara Menggunakannya Dalam Perawatan Kulit
Mitos 4: HIFU adalah konsep baru dan belum terbukti
Fakta: Meskipun HIFU dianggap sebagai konsep baru, pada kenyataannya, HIFU belum banyak diteliti dan dikembangkan dalam beberapa dekade terakhir.
Awal tahun 1990-an menjadi saksi pengobatan HIFU pertama dan sejak itu, sejumlah penelitian dan uji klinis telah memvalidasi keamanan dan efektivitas prosedur ini dalam berbagai aplikasi medis.
Mitos 5: HIFU adalah pengobatan berisiko dengan efek samping yang parah
Dibandingkan dengan prosedur bedah invasif, HIFU adalah alternatif yang aman. Selain itu, sebagai teknik non-invasif, HIFU menghilangkan risiko yang terkait dengan operasi terbuka seperti pendarahan, infeksi, dan waktu pemulihan yang lama.
Selain itu, efek samping HIFU dalam pengobatan anti penuaan juga ringan. Efek sampingnya terutama berupa pembengkakan, kemerahan, atau mati rasa di area yang dirawat yang biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Baca Juga: Neuropsikologi dan Burnout: Bagaimana Otak Anda Mempengaruhi Kesehatan Mental?
Mitos 6: HIFU hanya membutuhkan satu sesi
Fakta: Kondisi yang dirawat dan faktor individu pasien menentukan jumlah sesi pengobatan HIFU yang diperlukan untuk individu.
Meskipun beberapa pasien mungkin melihat hasil yang diinginkan dalam satu sesi, pasien lain mungkin memerlukan lebih dari satu sesi untuk mendapatkan hasil optimal.